Latar Belakang

Bulan Kesadaran Kanker Payudara dimulai pada tahun 1985 sebagai kemitraan antara American Cancer Society dan Divisi Farmasi Imperial Chemical Industries. Betty Ford membantu memulai acara selama seminggu, karena dia sendiri adalah seorang penyintas kanker payudara. Dia didiagnosis ketika suaminya, Gerald Ford, menjadi presiden Amerika Serikat dan lebih memperhatikan kanker payudara.
Pengertian

Kanker payudara merupakan suatu jenis tumor ganas yang berkembang pada sel-sel payudara. Kanker ini dapat tumbuh jika terjadi pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel payudara. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk benjolan atau massa. Pada stadium yang lebih parah, sel-sel abnormal ini dapat menyebar melalui kelenjar getah bening ke organ tubuh lainnya.
Beberapa kasus kanker dapat terdeteksi sejak stadium awal, namun tidak sedikit pula orang yang baru mengetahui adanya pertumbuhan sel kanker di dalam tubuhnya setelah memasuki stadium akhir. Stadium kanker bermanfaat bagi dokter untuk memahami seberapa parah kanker yang dialami dan peluang hidup penderita kanker. Selain itu, stadium kanker juga dapat menjadi bahan pertimbangan dokter untuk menentukan rencana penanganan terbaik dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan secara menyeluruh penderita kanker tersebut.
Berikut ini adalah tingkat keparahan atau stadium kanker:
Stadium 0
Stadium 0 juga sering disebut dengan pra-kanker, merupakan stadium paling dini dari kanker payudara dan memiliki harapan hidup sebesar 100%. Yang paling sering adalah ductal carcinoma in situ (DCIS) atau adanya pertumbuhan sel abnormal yang berawal di saluran susu payudara.
Kanker pada stadium ini tidak invasif, yang berarti belum menyebar ke jaringan lain di payudara atau ke kelenjar getah bening dan jaringan lainnya di tubuh. Namun tidak menutupi kemungkinan keadaan ini akan menjadi invasif nantinya. Keadaan ini bisa terdeteksi dini melalui periksa payudara sendiri atau SADARI.
Biasanya dalam stadium 0 hanya diperlukan penanganan bedah atau radiasi saja, tidak perlu kemoterapi. Pengidap DCIS dengan estrogen atau progesteron bisa ditangani dengan terapi hormon usai pembedahan untuk menurunkan risiko terkena kanker payudara invasif di kemudian hari, beberapa di antaranya bahkan tidak memerlukan pengobatan.
Stadium 1
Memasuki stadium ini, kanker telah bersifat invasif. Pada stadium 1A, tumor berdiameter kurang dari dua sentimeter dan belum menyebar keluar jaringan payudara dan kelenjar getah bening. Sementara stadium 1B, bisa jadi tidak ada tumor atau tumor kurang dari dua sentimeter dan sekelompok kecil sel kanker payudara ditemukan di kelenjar getah bening.
Pada stadium 1, penanganan biasanya menggunakan breast conserving surgery atau lumpektomi, diikuti dengan radiasi. Kemoterapi biasanya direkomendasikan untuk tumor stadium 1 yang lebih besar dari satu sentimeter. Biopsi biasanya dilakukan untuk mencari ada atau tidaknya kanker di kelenjar getah bening terdekat. Harapan hidup pasien yang terdiagnosis di stadium ini masih mencapai 100%.
Stadium 2
Kanker payudara stadium 2 berarti sel tumor telah tumbuh namun, masih dalam fase dini. Dalam stadium 2A, ada beberapa kemungkinan seperti tidak ada tumor dan kurang dari empat kelenjar getah bening dengan kanker di bawah ketiak, tumor kecil tidak lebih dari dua sentimeter dengan kanker kurang dari empat kelenjar getah bening di bawah ketiak, dan tumor berdiameter 2-5 sentimeter namun tidak menjalar ke kelenjar getah bening.
Sementara di stadium 2B, ada beberapa kemungkinan kondisi yakni tumor berdiameter 2-5 sentimeter dan sekelompok kecil sel kanker payudara di kelenjar getah bening, tumor berdiameter 2-5 sentimeter dengan sel kanker di kurang lebih empat kelenjar getah bening dan tumor lebih dari 5 sentimeter namun tidak menyebar ke kelenjar getah bening.
Walau stadium ini lebih besar dari stadium 1 dan mungkin telah menyebar hingga kelenjar getah bening, namun sangat mungkin untuk ditangani dan diobati. Biasanya pilihan tindakannya antara mastektomi (pengangkatan payudara) atau lumpektomi (pengangkatan sebagai payudara) ditambah dengan radioterapi dan kemoterapi. Pengobatan hormonal dan terapi target juga bisa diberikan bila dibutuhkan, dan kelenjar getah bening mungkin juga diangkat. Pada stadium 2, angka harapan hidup pasien menurun menjadi 93%.
Stadium 3
Pada stadium ini sudah termasuk stadium lanjut dan memiliki 72% harapan hidup. Pada stadium ini sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, namun belum sampai ke organ tubuh yang lain. Kanker payudara stadium 3A bisa jadi tanpa tumor atau tumor dengan ukuran apapun di payudara serta sebaran sel kanker di empat hingga sembilan kelenjar getah bening, lalu tumor berdiameter lebih dari 5 sentimeter dan sekelompok kecil sel kanker di kelenjar getah bening. Sel tumor lebih dari 5 sentimeter dan sel kanker ada dalam 1-3 kelenjar getah bening dekat dengan tulang sternum. Dalam stadium 3B, tumor dapat bermacam-macam ukurannya, namun lokasinya berada di dinding dada atau kulit payudara sehingga menyebabkan pembengkakan. Biasanya sudah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat.
Sementara stadium 3C, ukuran tumor juga bisa bermacam-macam ukurannya atau tanpa tumor sama sekali, dan adanya sel kanker di 10 atau lebih kelenjar getah bening dekat tulang selangka atau sel kanker di kelenjar getah bening di ketiak dan dekat tulang rusuk. Pengobatan pada stadium ini berbeda-beda, ada yang membutuhkan pembedahan seperti mastektomi atau breast conserving surgery. Ditambah dengan kemoterapi dan pengangkatan kelenjar getah bening, lalu dilanjutkan dengan pengobatan terapi target atau hormon.
Atau bisa juga pasien menjalani kemoterapi terlebih dahulu untuk mengecilkan tumornya, diikuti dengan mastektomi dan radiasi. Terapi target dan hormon bisa digunakan saat memang dibutuhkan. Pasien dengan kanker payudara stadium 3 biasanya harus menjalani pembedahan untuk mengangkat setidaknya beberapa kelenjar getah bening di bawah ketiak dan menjalani radiasi untuk menangani kelenjar yang berada di dekat tulang selangka dan sternum.
Stadium 4
Merupakan stadium yang disebut meta atau metastase, yang artinya sudah menyebar ke beberapa bagian tubuh. Biasanya jauh dari payudara, seperti tulang, hati, otak atau paru-paru. Tingkat harapan hidup pasien kanker payudara dalam stadium ini sudah menurun hingga 22%. Walau sering disebut sukar diobati, namun ada beberapa pengobatan baru yang dapat membuat pasien untuk hidup lebih lama. Obat-obatan menjadi penanganan pertama dalam stadium ini, lalu umumnya direkomendasikan kemoterapi. Pada pasien dengan jenis kanker payudara hormon receptor-positive yang disebabkan oleh hormon estrogen, biasanya menjalani terapi hormon atau aromatase inhibitor untuk mencegah kankernya terus berkembang. Kadang juga bisa menjalani terapi target seperti obat Trastuzumab untuk jenis kanker HER-2 positif, yang langsung menghambat dampak dari enzim atau protein yang dapat mendorong sel untuk terus tumbuh. Pembedahan dan radiasi biasanya dilakukan untuk meringankan gejala-gejala misalnya nyeri.
Gejala Kanker Payudara

Pada stadium dini, kanker payudara dapat tidak menunjukkan gejala tertentu. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan SADARI atau periksa payudara sendiri setiap bulan, 10 hari setelah masa haid berakhir. Raba dengan teliti searah jarum jam payudara untuk mendeteksi adanya benjolan atau perubahan pada payudara. Beberapa gejala kanker payudara, antara lain:
- Benjolan atau pengerasan pada payudara yang berbeda dari jaringan sekitar.
- Darah keluar dari puting payudara.
- Kemerahan atau pembesaran pori-pori kulit payudara, yang menyerupai kulit jeruk.
- Nyeri dan pembengkakan pada payudara.
- Pengelupasan kulit di sekitar puting payudara.
- Perubahan pada kulit payudara, seperti cekungan.
- Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan dari payudara.
- Puting tertarik masuk (retraksi atau inversi) ke dalam.
- Benjolan atau pembengkakan di bawah ketiak.
Penyebab dan Faktor Resiko

Kanker payudara terjadi akibat pertumbuhan abnormal dari sel-sel pada payudara. Pertumbuhan abnormal ini diduga disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan secara genetik. Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko yang diduga menjadi pemicu kanker payudara, yaitu:
- Jenis kelamin wanita jauh lebih tinggi dibandingkan pria.
- Usia yang bertambah, p
aling banyak pada usia di atas 50 tahun.
- Belum pernah hamil sebelumnya.
- Kebiasaan merokok atau minum minuman beralkohol.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Mulai menopause pada usia lebih tua, yaitu setelah usia 55 tahun.
- Mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun.
- Penggunaan alat kontrasepsi hormon dan terapi hormon setelah menopause.
- Riwayat kanker payudara pada diri sendiri pada salah satu payudara.
- Riwayat kanker payudara pada nenek, ibu, tante, adik, kakak, atau anak sekandung.
- Riwayat terpapar dengan radiasi.
Penanganan

Pengobatan kanker payudara bisa dengan prosedur bedah, kemoterapi, radioterapi, atau terapi hormon. Pada sejumlah kasus, dua atau lebih prosedur dikombinasikan untuk mengobati kanker payudara. Pengobatan yang dipilih tergantung pada tipe, stadium, dan tingkat sel kanker.
1. Bedah Lumpektomi
Bedah lumpektomi dilakukan untuk mengangkat tumor yang tidak terlalu besar beserta sebagian kecil jaringan sehat di sekitarnya. Prosedur ini umumnya diikuti radioterapi untuk mematikan sel kanker yang mungkin tertinggal di jaringan payudara. Pasien dengan tumor yang besar bisa menjalani kemoterapi terlebih dahulu untuk menyusutkan ukuran tumor, sehingga tumor bisa dihilangkan dengan lumpektomi.
- Bedah Mastektomi
Pilihan prosedur bedah yang lain adalah mastektomi, yaitu bedah yang dilakukan oleh dokter bedah onkologi untuk mengangkat seluruh jaringan di payudara. Mastektomi dilakukan jika pasien tidak bisa ditangani dengan lumpektomi. Ada beberapa tipe bedah mastektomi, yaitu:
- Simple/total mastectomy – Dokter mengangkat seluruh payudara, termasuk putting, areola, dan kulit yang menutupi Pada beberapa kondisi, beberapa kelenjar getah bening bisa ikut diangkat.
- Skin-sparing mastectomy – Dokter hanya mengangkat kelenjar payudara, puting, dan areola. Jaringan dari bagian tubuh lain akan digunakan untuk merekonstruksi ulang payudara.
- Nipple-sparing mastectomy – Jaringan payudara diangkat, tanpa menyertakan kulit payudara dan puting. Namun jika ditemukan kanker pada jaringan di bawah puting dan areola, maka puting payudara juga akan diangkat.
- Modified radical mastectomy – Prosedur ini mengombinasikan simple mastectomy dan pengangkatan seluruh kelenjar getah bening di ketiak.
- Radical mastectomy – Dokter mengangkat seluruh payudara, kelenjar getah bening di ketiak, dan otot dada (pectoral).
- Double mastectomy – Prosedur ini dilakukan sebagai pencegahan pada wanita yang berisiko tinggi terserang kanker payudara dengan mengangkat kedua payudara.
2. Bedah Pengangkatan Kelenjar Getah Bening
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah kanker sudah tersebar ke kelenjar getah bening di ketiak. Pemeriksaan ini juga untuk menentukan stadium kanker yang dialami pasien. Pengangkatan kelenjar getah bening dapat dilakukan bersamaan dengan operasi pengangkatan tumor di payudara, atau dilakukan secara terpisah. Dua jenis pembedahan untuk mengangkat kelenjar getah bening adalah:
- Sentinel lymph node biopsy (SLNB). Dokter hanya mengangkat kelenjar getah bening di ketiak yang kemungkinan akan terlebih dulu terkena kanker.
- Axillary lymph node dissection (ALND). Dokter mengangkat lebih dari 20 kelenjar getah bening di ketiak.
Komplikasi yang timbul dari bedah untuk kanker payudara tergantung dari prosedur yang dilakukan. Secara umum, prosedur bedah bisa menyebabkan pendarahan, nyeri, dan pembengkakan lengan (limfedema).
3. Radioterapi
Pilihan pengobatan lain bagi pasien kanker payudara adalah radioterapi atau terapi radiasi dengan menggunakan sinar berkekuatan tinggi, seperti sinar-X dan proton. Radioterapi bisa dilakukan dengan menembakkan sinar ke tubuh pasien menggunakan mesin (radioterapi eksternal), atau dengan menempatkan material radioaktif ke dalam tubuh pasien (brachytherapy).
Radioterapi eksternal biasanya dijalankan setelah pasien selesai menjalani lumpektomi, sedangkan brachytherapy dilakukan jika kecil risikonya untuk muncul kanker payudara kembali. Dokter juga bisa menyarankan pasien untuk menjalani radioterapi pada payudara setelah mastektomi, untuk kasus kanker payudara yang lebih besar dan telah menyebar ke kelenjar getah bening.
Radioterapi atau terapi radiasi pada kanker payudara dapat berlangsung selama 3 hari hingga 6 minggu, tergantung dari jenis terapi yang dilakukan. Radioterapi bisa menimbulkan komplikasi seperti kemerahan pada area yang disinari, serta payudara juga mungkin dapat menjadi keras dan membengkak.
4. Terapi Hormon
Pada kasus kanker yang dipengaruhi hormon estrogen dan progesteron, dokter bisa menyarankan pasien menggunakan penghambat estrogen, seperti tamoxifen. Obat ini bisa diberikan pada pasien selama 5 tahun. Sedangkan obat penghambat aromatase, seperti anastrozole, letrozole, dan exemestane, diresepkan dokter untuk menghambat produksi hormon estrogen pada wanita yang telah melewati masa menopause.
Pada wanita yang belum mencapai menopause, hormon pelepas gonadotropin, seperti goserelin, bisa digunakan untuk mengurangi kadar estrogen pada rahim. Pilihan lain adalah dengan mengangkat indung telur atau menghancurkannya dengan radioterapi agar hormon tidak terbentuk.
Obat lain pada kanker ER positif atau PR positif adalah everolimus, yang menghambat fungsi protein mTOR agar sel kanker tidak bertumbuh dan membentuk pembuluh darah baru. Efek samping dari everolimus antara lain adalah diare dan muntah, bahkan bisa meningkatkan kadar kolesterol, trigliserida, dan gula dalam darah.
5. Kemoterapi
Kemoterapi yang dilakukan setelah bedah (adjuvant chemotherapy), bertujuan untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal saat prosedur bedah, atau sel kanker sudah menyebar namun tidak terlihat meski dengan tes pemindaian. Sel kanker yang tertinggal tersebut bisa tumbuh dan membentuk tumor baru di organ lain.
Sedangkan, kemoterapi yang dilakukan sebelum bedah (neoadjuvant chemotherapy) bertujuan untuk menyusutkan ukuran tumor agar bisa diangkat dengan pembedahan. Kemoterapi jenis ini biasanya dilakukan untuk menangani kanker yang ukurannya terlalu besar untuk dibuang melalui operasi.
Kemoterapi juga bisa digunakan pada kanker stadium lanjut, terutama pada wanita dengan kanker yang telah menyebar hingga ke area ketiak. Lama terapi tergantung pada seberapa baik respon pasien. Jenis obat yang umumnya digunakan adalah vinorelbine, capecitabine, dan gemcitabine. Untuk kanker stadium lanjut, dokter bisa menggunakan satu obat, atau mengombinasikan dua obat.
Obat kemoterapi umumnya diberikan secara intravena, bisa dengan suntikan atau dengan infus. Pasien diberikan obat dalam siklus yang diikuti masa istirahat untuk memulihkan diri dari efek yang ditimbulkan obat. Siklus ini biasanya berlangsung dalam 2 hingga 3 minggu, dengan jadwal pemberian tergantung pada jenis obatnya.
Efek samping yang timbul dari kemoterapi tergantung dari obat yang digunakan, namun umumnya pasien mengalami kerontokan rambut, infeksi, mual, dan muntah. Dalam beberapa kasus, kemoterapi bisa menyebabkan menopause yang terlalu dini, kerusakan saraf, kemandulan, serta kerusakan jantung dan hati. Meski sangat jarang terjadi, kemoterapi juga bisa menyebabkan kanker darah.
6. Terapi Target
Terapi lain untuk pasien kanker payudara adalah terapi target. Terapi ini menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, tanpa merusak sel-sel yang sehat.
Terapi target umumnya diterapkan pada kanker HER2 positif. Obat yang digunakan pada terapi target ditujukan untuk menghambat perkembangan protein HER2, yang membantu sel kanker tumbuh lebih agresif. Beberapa obat yang digunakan dalam terapi target adalah trastuzumab, pertuzumab, dan lapatinib. Obat-obat tersebut ada yang diberikan secara oral atau melalui suntikan, dan bisa digunakan untuk mengobati kanker stadium awal maupun stadium lanjut.
Efek samping yang mungkin muncul dari terapi target pada kanker HER2 positif bisa ringan atau berat, di antaranya kerusakan jantung yang bisa berkembang ke gagal jantung. Risiko gangguan jantung bisa meningkat jika obat terapi target dikombinasikan dengan kemoterapi. Efek samping lain yang mungkin timbul adalah pembengkakan pada tungkai, sesak napas, dan diare. Penting untuk diingat, obat ini tidak disarankan untuk mengobati kanker payudara pada wanita hamil, karena bisa menyebabkan keguguran.
Pencegahan

Berikut cara mencegah kanker payudara secara alami :
1. Menjaga berat badan tetap ideal
Cara mencegah kanker payudara yang pertama adalah menjaga berat badan tetap ideal. Berat badan erat kaitannya dengan risiko kanker payudara. Wanita yang mengalami obesitas setelah masa menopause memiliki risiko terkena kanker payudara 20 – 40 persen lebih tinggi dibanding dengan yang mempunyai berat badan normal.
Perubahan berat badan dan waktu terjadinya kenaikan berat badan ini diduga berkaitan dengan keadaan hormon estrogen dan insulin di dalam tubuh. Melihat risiko ini, menjaga berat badan tetap ideal adalah salah satu cara mencegah kanker payudara yang dapat kamu lakukan.
2. Utamakan makanan sehat
Cara mencegah kanker payudara selanjutnya dengan mengutamakan makan sehat. Pola makan sehat dengan mengutamakan asupan buah, sayuran, kacang-kacangan termasuk kacang kedelai, minyak sehat, dan antioksidan yang tinggi, dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara. Wanita yang sudah terkena kanker payudara pun hidupnya dapat lebih berkualitas, jika menghindari makanan berlemak. Daging berlemak, sosis, krim, margarin, mentega, dan minyak adalah berbagai jenis makanan yang harus dihindari sebagai usaha pencegahan kanker payudara.
3. Rutin berolahraga
Cara mencegah kanker payudara lainnya adalah rutin berolahraga. Aktif secara fisik dapat menurunkan risiko kanker payudara. Sebaliknya, risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang sudah bertahun-tahun tidak pernah mengolah fisiknya lagi. Standar untuk melakukan olahraga intensitas sedang (seperti bersepeda dan jalan cepat) adalah selama 2 jam 30 menit per minggu.
4. Hentikan kebiasaan merokok
Cara mencegah kanker payudara selanjutnya adalah menghentikan kebiasaan merokok. Kamu yang pernah menjadi perokok saja masih memiliki risiko terkena kanker payudara sebesar 6-9 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah merokok sama sekali. Kondisi yang lebih buruk bisa kamu alami jika masih aktif merokok, yaitu 7-13 persen lebih berisiko untuk terkena kanker payudara.
5. Membatasi minuman beralkohol
Cara mencegah kanker payudara lainnya adalah membatasi minuman beralkohol. Mengonsumsi minuman beralkohol satu gelas tiap hari dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara sebesar 7-12 persen. Potensi terkena kanker payudara akan lebih tinggi jika biasa minum minuman beralkohol lebih dari segelas per hari. Hal ini dapat terjadi karena ada kaitan antara tingkat alkohol dengan perubahan jumlah hormon di dalam darah. Karena itu, mengurangi konsumsi alkohol juga merupakan salah satu cara mencegah kanker payudara. Bahkan jika memungkinkan, disarankan untuk menghentikannya sama sekali.
6. Menyusui bayi secara teratur
Cara mencegah kanker payudara bagi yang sudah menikah dan punya bayi adalah menyusui secara teratur. Menyusui bayi dapat membantu menurunkan risiko kanker payudara hingga 22 persen. Sejauh ini belum diketahui pasti mengapa menyusui dapat mencegah kanker payudara. Namun, diduga menyusui dapat membantu keseimbangan hormon, mencegah paparan zat pemicu kanker, dan menghindari kerusakan sel payudara.
7. Membatasi terapi hormon
Cara mencegah kanker payudara selanjutnya adalah membatasi terapi hormon. Terapi hormon biasa dilakukan oleh wanita terkait dengan masa menopause. Terapi menggunakan hormon estrogen dan progesteron ini biasanya bersifat jangka panjang.
Karena itulah, terapi ini berisiko meningkatkan kanker payudara. Apabila kamu benar-benar membutuhkan terapi hormon, konsultasikan kepada dokter agar kadar hormon tersebut dapat dikurangi.
8. Hindari terkena paparan radiasi Cara mencegah kanker payudara lainnya adalah menghindari terkena paparan radiasi. Ada beberapa hal yang mungkin membuat kamu terpapar radiasi tingkat tinggi, misalnya menjalani pemeriksaan CT scan, bekerja di fasilitas kesehatan yang menggunakan radiasi, dan terpapar asap kendaraan atau bahan-bahan kimia. Jadi, lindungi dirimu dari paparan tersebut dan hindari semaksimal mungkin.
Daftar Pustaka
Brevard Health Alliance. (n.d.). https://www.bhachc.org. Retrieved Oktober 21, 2020, from Brevard Health Alliance: https://www.bhachc.org/a-brief-history-of-breast-cancer-awareness-month/#:~:text=Who%20Started%20it%3F,a%20survivor%20of%20breast%20cancer
Gani, d. S. (n.d.). https://www.ciputramedicalcenter.com. Retrieved Oktober 21, 2020, from Ciputra Medical Center: https://www.ciputramedicalcenter.com/fakta-penting-kanker-payudara/
Kemkes. (2019, April 25). http://p2ptm.kemkes.go.id. Retrieved Oktober 21, 2020, from Kemkes: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-kanker-dan-kelainan-darah/page/4/pencegahan-penyakit-kanker-payudara-dengan-cerdik
Kompas.com. (2020, April 21). https://health.kompas.com. Retrieved Oktober 21, 2020, from Kompas.com: https://health.kompas.com/read/2020/04/21/120100468/6-gejala-kanker-payudara-yang-paling-sering-terjadi?page=all#page2
Mandasari, R. (2018, Desember 18). https://m.liputan6.com. Retrieved Oktober 21, 2020, from Liputan 6: https://m.liputan6.com/health/read/3837847/cara-mencegah-kanker-payudara-secara-alami-di-rumah-mudah-dan-efektif
Redaksi Halodoc. (n.d.). https://www.halodoc.com. Retrieved Oktober 21, 2020, from Halodoc: https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker-payudara
Rekom. (2019, Januari 13). http://sehatnegeriku.kemkes.go.id. Retrieved Oktober 21, 2020, from Sehat Negeriku: http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/fokus-utama/20190131/2329273/hari-kanker-sedunia-2019/
Savitri, d. T. (2020, September 17). https://hellosehat.com. Retrieved Oktober 21, 2020, from Hello Sehat: https://hellosehat.com/kanker/kanker-payudara/pencegahan-kanker-payudara/
Willy, d. T. (2018, April 11). https://www.alodokter.com. Retrieved Oktober 21, 2020, from Alodoc: https://www.alodokter.com/kanker-payudara/pengobatan