Latar Belakang Virus Marburg

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan kasus penyakit virus Marburg yang sangat menular dan juga mematikan, di Guinea, A frika. Pada Oktober 2017, Kementerian Kesehatan Uganda melapor kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa ditemukan kasus kejadian infeksi virus langka di distrik Kween. Selang beberapa hari kemudian Kemenkes Uganda pun mengumumkan bahwa telah terjadi kejadian luar biasa. (detikHealth, 2017)
Penyakit tersebut disebabkan oleh virus bernama Marburg Virus Disease (MVD) dan masih satu keluarga dengan Ebola karena sama-sama dikategorikan sebagai filovirus. Filovirus mengacu pada virus apa pun yang termasuk dalam keluarga virus Filoviridae yang berada dalam ordo Mononegavirales. (Kepo, 2020). Menurut WHO, kemunculan kasus virus Marburg ini sangat langka dan biasanya terjadi bila seseorang melakukan kontak fisik dengan hewan seperti kelelawar atau monyet yang terinfeksi virus Marburg. (Kurniawan, 2021)
Pada 2 Agustus lalu, pasien yang terjangkit virus Marburg merupakan seorang pria yang meninggal delapan hari setelah timbul gejala. Desa tempat dia tinggal berada di dekat perbatasan Guinea dengan Sierra Leone dan Liberia. Melansir laman UN News, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, Kementerian Kesehatan Guinea melaporkan kasus tersebut ke organisasinya pada Jumat, 6 Agustus 2021.
Mengutip dari laman resmi WHO, penyakit virus Marburg adalah penyakit yang sangat virulen, rawan epidemi yang terkait dengan tingkat kematian kasus yang tinggi hingga 88%. Penyakit virus Marburg sebelumnya dikenal sebagai demam berdarah Marburg. Virus Marburg, yang namanya diambil dari kota di Jerman, menyebabkan demam berdarah yang parah pada manusia. Otoritas kesehatan di Guinea sedang memantau 155 orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan kasus terkonfirmasi penyakit virus Marburg.
Virus ini diduga pertama kali menyebabkan wabah pada tahun 1967 di Marburg dan Frankfurt, Jerman dan di Beograd, Serbia. Wabah ini terkait dengan pekerjaan laboratorium menggunakan monyet hijau Afrika (Cercopithecus aethiops) yang diimpor dari Uganda. Penularan virus Marburg ke manusia bisa terjadi karena kontak yang terlalu lama dengan tambang atau gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus. Setelah seseorang terinfeksi, virus ini dapat menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi, dan dengan permukaan maupun bahan. (Kompas, 2021)
Epidemiolog dari Griffith Universiy, Dicky Budiman mengatakan, sementara ini kecil kemungkinan virus Marburg masuk ke Indonesia. Meski demikian, penting untuk menerapkan screening, deteksi dini, survillance dan karantina yang ketat mengingat virus ini sangat mematikan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya agar indonesia lebih waspada terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya. Berdasarkan isu virus Marburg yang terdeteksi di Afrika, maka kajian ini dibuat guna mencerdaskan dan menegaskan ulang pernyataan tersebut. (Kompas, Kompas.com, 2021)
Fakta Seputar Virus Marburg

Melansir dari Borgen Project, berikut merupakan fakta-fakta terkait virus Marburg salah satu virus paling berbahaya di dunia (Anggela, 2021) :
- Virus Marburg dinamai Marburg, sebuah kota kecil di Jerman tengah, tempat penyakit ini pertama kali terdeteksi pada tahun 1967. Jejak penyakit ini juga ditemukan di Frankfurt, Jerman dan Beograd, yang dulunya adalah Yugoslavia.
- Namun, sebenarnya penyakit ini berasal dari Uganda. Pekerja Jerman di laboratorium di Marburg tertular penyakit dari monyet yang terinfeksi, yang diimpor dari negara Afrika.
- Virus ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi, atau penanganan hewan terinfeksi yang sakit atau mati, biasanya liar.
- Tingkat kematian berfluktuasi (naik turun). Dalam kurun waktu antara tahun 1998 hingga 2000 di Republik Demokratik Kongo, dan pada tahun 2005 di Angola, tingkat kematian virus marburg mencapai 90%. Sedangkan pada tahun 1967 virus Marburg ini pertama kali muncul dengan memiliki angka kematian mencapai 25%.
- Gejala awal penyakit terutama sakit kepala parah dan malaise datang sangat tiba-tiba. Pasien dapat mengalami masalah mata dan saraf serta pendarahan parah saat penyakit berlanjut.
- Pengobatan penyakit sebagian besar terbatas pada perawatan suportif. Pengobatan simtomatik, perawatan suportif, atau terapi suportif adalah terapi medis apa pun dari penyakit yang hanya memengaruhi gejalanya, bukan penyebab dasarnya . Biasanya ditujukan untuk mengurangi tanda dan gejala untuk kenyamanan dan kesejahteraan pasien, tetapi juga mungkin berguna dalam mengurangi konsekuensi organik dan gejala sisa dari tanda dan gejala penyakit ini.
- Virus Marburg diklasifikasikan sebagai agen bio-warfare Kategori A oleh Pusat Pengendalian Penyakit.
- Berdasarkan hasil laporan yang didapat, dikatakan bahwa uni soviet berencana untuk memasukkan virus Marburg sebagai pengembangan senjata biologis pada tahun 1980-an dan
- Virus Marburg memiliki panjang kira-kira 80 nanometer hingga 800 nanometer, virus ini dapat dibunuh dengan panas, sinar ultraviolet dan disinfektan seperti pemutih dan glutaral.
Angka Kasus Virus Marburg Di Dunia

Angka kematian pada lonjakan pertama mencapai 25%. Namun, pada tahun 1998 sampai tahun 2000, angka kematiannya mencapai 80% saat terjadi lonjakan di Kongo. Namun demikian, kontak dari kasus fatal pertama tetap dipantau dua kali sehari selama masa kritis inkubasi. Sebelumnya, kasus virus mematikan pertama di Afrika Barat ini dikonfirmasi pada 2 Agustus 2021.
Virus yang mirip dengan Ebola ini dibawa oleh kelelawar dan memiliki tingkat kematian hingga 88%. Pada 2 Agustus lalu, virus ini ditemukan pada sampel yang diambil dari seorang pasien yang meninggal di Prefektur Gueckedoi di Guinea bagian Selatan.
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia Fadela Chaib mengatakan 150 kontak dari kasus fatal telah dilakukan identifikasi terakhir pada tanggal 13 Agustus lalu. Adapun masa inkubasi virus interval dari infeksi hingga timbulnya gejala bervariasi dari 2 hingga 21 hari. (Indonesia, 2021)
Faktor Risiko Penyebaran Virus Marburg

Dalam penyebarannya virus Marbrug memiliki beberapa faktor risiko yang dapat memicu sesorang terinfeksi virus tersebut. Sehingga pengendalian penyebaran wabah ini menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, dimana hal tersebut bergantung pada tindakan penatalaksanaan dalam manajemen kasus, pengawasan dan pelacakan kontak, layanan laboratorium yang baik, pemakaman korban sesuai prosedur, serta mobilisasi sosial. Faktor risiko yang ditimbulkan sesuai dengan cara penularan virus marburg yaitu :
- Melakukan kontak fisik atau bersentuhan dengan barang milik orang yang terkontaminasi terutama cairan tubuh mereka.
- Kurangnya pemahaman terkait dengan langkah penanganan wabah termasuk pemakaman korban yang harus segera dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang tepat. (Indonesia, Kenali Gejala Virus Marburg dan Bahayanya, 2021)
- Tidak memisahkan antara pasien sehat dan sakit untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan memberikan perawatan kepada pasien yang dikonfirmasi.
- Adanya infeksi antara kelelawar ke manusia yang timbul dari kontak yang terlalu lama dengan tambang atau gua yang dihuni oleh koloni kelelawar buah. (Varwati, 2021)
Gejala Akibat Virus Marburg

Dalam pernyataan resmi yang dikutip AFP, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus Marburg mirip dengan ebola, salah satu virus yang cukup mematikan dan telah menelan banyak korban. Penularan virus Marburg antar manusia berbeda dengan virus Covid-19. Virus ini akan menular melalui cairan tubuh manusia atau darah. Penularan juga bisa terjadi melalui benda-benda yang telah terkontaminasi cairan tubuh si penderita. Misalnya, tempat tidur, pakaian, dan benda lain yang sudah terpapar.
Butuh dua hingga 21 hari bagi virus ini untuk mulai menunjukkan gejala paparannya di tubuh manusia. Hingga gejala selanjutnya, seseorang yang terkena virus Marburg di hari kelima atau ketujuh akan mengalami pendarahan berat seperti muntah darah, feses berdarah, serta perdarahan pada hidung, gusi, bahkan vagina. Selama fase penyakit yang parah, pasien juga dapa mengalami gejala virus Marburg seperti :
- Demam tinggi
- Kebingungan
- Cepat marah
- Serta orchitis (radang testis) telah dilaporkan pada fase akhir (15 hari)
Dalam kasus yang fatal, kematian paling sering terjadi antara delapan dan sembilan hari setelah gejala awal muncul. Meski sangat berbahaya, hingga saat ini belum ada vaksin atau perawatan antivirus untuk penyakit ini. Namun demikian, rehidrasi (rehidrasi atau terapi cairan merupakan upaya mengembalikan cairan tubuh yang terbuang bersama tinja dengan cara mengonsumsi cairan yang memadai, salah satunya dengan mengonsumsi oralit) dengan teknik oral atau intravena bisa meningkatkan kelangsungan hidup pasien dan penggunaan eksperimental obat antibodi monoklonal juga disebut bisa membantu pasien menghadapi virus. (Indonesia, Kenali Gejala Virus Marburg dan Bahayanya)
Cara Mencegah Penularan Virus Marburg

Berikut beberapa langkah pencegahan penularan virus Marburg (Indonesia, Langkah-langkah Pencegahan Penularan Virus Marburg, 2021) :
- Mengurangi risiko penularan dari manusia ke manusia di masyarakat yang timbul dari kontak langsung atau dekat dengan pasien yang terinfeksi, terutama dengan cairan tubuh mereka.
- Kontak fisik yang dekat dengan pasien Marburg harus dihindari. Sarung tangan dan alat pelindung diri yang sesuai harus dipakai saat merawat pasien yang sakit di rumah.
- Mencuci tangan secara teratur harus dilakukan setelah mengunjungi kerabat yang sakit di rumah sakit, serta setelah merawat pasien yang sakit di rumah.
- Langkah-langkah penahanan wabah termasuk penguburan yang cepat, aman dan bermartabat.
- Mengidentifikasi orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi Marburg dan memantau kesehatan mereka selama 21 hari.
- Memisahkan yang sehat dari yang sakit untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan memberikan perawatan kepada pasiden yang dikonfirmasi dan menjaga kebersihan yang baik dan lingkungan yang bersih perlu diperhatikan.
Daftar Pustaka
Anggela, N. L. (2021, Agustus 16). 9 Fakta Marburg, Salah Satu Virus Paling Berbahaya di Dunia. Retrieved from https://lifestyle.bisnis.com/: https://lifestyle.bisnis.com/read/20210816/106/1430218/9-fakta-marburg-salah-satu-virus-paling-berbahaya-di-dunia
detikHealth, F. A. (2017, November 08). Muncul Virus Langka di Uganda, Tingkat Kematiannya 100 Persen. Retrieved from https://health.detik.com/: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3719182/muncul-virus-langka-di-uganda-tingkat-kematiannya-100-persen
Indonesia, C. (2021, Agustus 16). Kenali Gejala Virus Marburg dan Bahayanya. Retrieved from cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210816070531-255-680749/kenali-gejala-virus-marburg-dan-bahayanya
Indonesia, C. (2021, Agustus 13). Langkah-langkah Pencegahan Penularan Virus Marburg. Retrieved from cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210813093815-255-679832/langkah-langkah-pencegahan-penularan-virus-marburg
Indonesia, C. (2021, Agustus 14). WHO: Sejauh Ini, Tidak Ada Kasus Virus Marburg. Retrieved from cnnindonesia.com: https://www.google.co.id/amp/s/www.cnnindonesia.com/internasional/20210813213931-127-680266/who-sejauh-ini-tidak-ada-kasus-virus-marburg-lagi/amp
Indonesia, C. (n.d.). Kenali Gejala Virus Marburg dan Bahayanya. Retrieved from cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210816070531-255-680749/kenali-gejala-virus-marburg-dan-bahayanya
Kepo, K. (2020, Desember 19). Apa itu Filovirus? Retrieved from kafakepo.com: https://www.kafekepo.com/apa-itu-filovirus/
Kompas. (2021, Agustus 16). Apakah Virus Marburg Berpotensi Masuk ke Indonesia? Ini Kata Epidemiolog. Retrieved from Kompas.com: https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/16/190300265/apakah-virus-marburg-berpotensi-masuk-ke-indonesia-ini-kata-epidemiolog?page=all
Kompas. (2021, Agustus 16). Apakah Virus Marburg Berpotensi Masuk ke Indonesia? Ini Kata Epidemiolog. Retrieved from Kompas.com: https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/16/190300265/apakah-virus-marburg-berpotensi-masuk-ke-indonesia-ini-kata-epidemiolog?page=all
Kompas. (2021, Agustus 13). Waspada Virus Marburg, Ini Bahaya dan Gejalanya. Retrieved from Kompas.com: https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/13/185200265/waspada-virus-marburg-ini-bahaya-dan-gejalanya?page=all
Kurniawan, S. (2021, Agustus 13). Lebih mematikan dari COVID-19, ini gejala penyakit virus Marburg. Retrieved from https://kesehatan.kontan.co.id/: https://kesehatan.kontan.co.id/news/lebih-mematikan-dari-covid-19-ini-gejala-penyakit-virus-marburg?page=all
Marianti, d. (n.d.). Cegah Dehidrasi akibat Diare dengan Minuman Rehidrasi. Retrieved from alodokter.com: https://www.alodokter.com/cegah-dehidrasi-akibat-diare-dengan-minuman-rehidrasi
Varwati, V. R. (2021, Agustus 13 ). Sangat Menular, WHO Sebut Ini untuk Pencegahan dan Pengobatan Virus Marburg. Retrieved from suara.com: https://www.suara.com/health/2021/08/13/063731/sangat-menular-who-sebut-ini-untuk-pencegahan-dan-pengobatan-virus-marburg?page=all