Latar Belakang
Tanggal 14 Juni ditetapkan sebagai Hari Donor Darah Sedunia atau World Blood Donor Day. sejak tahun 2005, dan telah rutin diperingati setiap tahunnya di berbagai belahan dunia. Penetapan Hari Donor Darah Sedunia ini bertepatan dengan kelahiran Karl Landsteiner, pemenang hadiah Nobel, penemu sistem golongan darah A-B-O.
Darah memainkan peranan yang sangat penting dalam prosedur operasi, dan merupakan komponen yang sangat vital untuk menyelamatkan nyawa di situasi-situasi yang mendesak yang disebabkan oleh kecelakaan, bencana alam, dan lain-lain. Dilansir dari data WHO, selama 10 tahun terakhir ini, ada lebih dari 250 juta orang di seluruh dunia telah menjadi korban bencana, baik itu bencana alam seperti gempa bumi, banjir dan tanah longsor, maupun bencana yang disebabkan oleh kelalaian manusia seperti kecelakaan lalu lintas dan konflik bersenjata. Dengan cukupnya ketersediaan darah, pelayanan kesehatan yang ada di komunitas masyarakat dapat dengan sigap bergerak mengatasi bencana-bencana yang muncul. (Evi, 2017)
Peringatan Hari Donor Darah Sedunia merupakan momentum penting untuk menyatakan terima kasih kepada para pendonor darah yang sukarela mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan jiwa sesama dan meningkatkan pemahaman akan kebutuhan donor darah secara teratur. Keteraturan ini diperlukan untuk menjamin agar pasien dan komunitas yang membutuhkan mempunyai akses untuk mendapatkan darah yang terjangkau dan kecukupan suplai darah akan produk darah yang aman dan terjamin kualitasnya. Penyediaan darah aman merupakan bagian dari jaminan kesehatan semesta dan komponen penting dalam sistem kesehatan yang efektif. Donor darah adalah bentuk kepedulian terhadap sesama. PMI melakukan pencatatan secara daring bagi pendonor dan memberikan Piagam Penghargaan bagi pendonor rutin. Kampanye solidaritas dalam menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan, empati dan kebaikan bagi pendonor sukarela. Semangat menyelamatkan jiwa sesama merupakan motivasi yang harus dibangun agar pendonor tetap termotivasi untuk memberikan darahnya kepada sesama secara rutin. Terdapat komunitas pasien yang secara bawaan mempunyai usia sel darah yang lebih pendek sehingga secara rutin membutuhkan donasi darah untuk memperpanjang hidupnya. Selain itu, donor darah memberikan berbagai manfaat bagi pendonor. (Bermawi, 2019)
Berdasarkan data WHO, setiap tahunnya terdapat 117,4 juta donor darah secara global. Namun, 42 persen diantaranya berasal dari negara berpenghasilan tinggi. Ini membuat penyebaran dan akses terhadap transfusi darah di sejumlah negara terhambat. Setiap orang yang sehat dapat memberikan darah mereka kepada orang lain. Persyaratan yang mesti dipenuhi meliputi usia 18-65 tahun dan berat badan setidaknya 45 kilogram. Orang yang mendonorkan darah juga tidak boleh mengonsumsi obat dalam beberapa hari terakhir serta tidak melakukan tato selama enam bulan terakhir. (CNN, 2016)
Definisi Donor Darah Biasa dan Apheresis
Penyumbang darah atau pendonor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah sebagai stok darah untuk kemudian digunakan untuk transfusi darah. Terdapat dua jenis donor darah, yaitu donor darah sukarela dan donor darah apheresis.
Untuk menekankan pentingnya persediaan darah hasil sumbangan, Palang Merah Australia menyampaikan bahwa “80% orang Australia akan membutuhkan transfusi darah suatu saat pada hidup mereka, namun hanya 3% yang menyumbang darah setiap tahun”. Menurut Palang Merah di Amerika Serikat, 97% orang kenal orang lain yang pernah membutuhkan transfusi darah. Dan menurut survei di Kanada, 52% orang Kanada pernah mendapatkan transfusi darah atau kenal orang yang pernah. (wikipedia, 2015)
Donor Darah Sukarela (DDS) adalah orang yang dengan sukarela mendonorkan darahnya. Banyaknya DDS yang rutin donor darah, dapat memenuhi kebutuhan darah setiap hari. Hal ini tentu sangat menguntungkan pasien yang membutuhkan darah. DDS membantu tersedianya darah sehat yang sudah siap diolah dan siap digunakan kapan pun.
Pelayanan darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial. Peraturan Pemerintah N0. 7/ 2011 tentang Pelayanan Darah menyebutkan penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukan oleh Unit Donor Darah (UDD) yang diselenggarakan oleh organisasi sosial dengan tugas pokok dan fungsinya di bidang Kepalangmerahan atau dalam hal ini Palang Merah Indonesia (PMI).
Lebih lanjut, baik dalam UU No. 36/2009 tentang Kesehatan maupun Peraturan Pemerintah No.7/2011 tentang Pelayanan Darah, dinyatakan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darah yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah (Pemda) meliputi pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pendanaan pelayanan darah untuk kepentingan pelayanan kesehatan.
Sesuai penjelasan UU No. 36/2009 tentang Kesehatan Pasal 90 dan PP No. 7/2011 tentang Pelayanan Darah Pasal 46, jaminan pendanaan pemerintah diwujudkan dalam bentuk pemberian subsidi kepada UDD dari APBN, APBD dan bantuan lainnya.
Sedangkan Donor Apheresis merupakan jenis lain dari kegiatan donor darah. Sebenarnya, terdapat berbagai jenis donor darah tergantung dari bagian mana yang didonorkan. Bersumber dari donordarah.info, berikut adalah jenis-jenisnya:
- Trombaferesis atau donor trombosit.
- Eritraferesis atau donor sel darah merah.
- Leukaferesis atau donor sel darah putih.
- Plasmaferesis atau dono
r plasma.
Apheresis sendiri memiliki arti sebagai kegiatan dari penerapan teknologi medis yang melakukan proses pengambilan salah satu komponen darah melalui alat apheresis. Maksudnya, pendonor hanya memberikan salah satu komponen yang ada di dalam darahnya, kemudian komponen lainnya akan dikembalikan lagi ke dalam tubuh.
Syarat Donor Darah
Persyaratan dasar menjadi pendonor darah :
Walaupun untuk tujuan yang baik tidak semua orang bisa mendonorkan darah. Berikut adalah syarat bagi pendonor darah :
- Berusia 17-65 tahun
- Memiliki berat badan minimal 45 kg
- Memiliki tekanan darah yang baik, yaitu sistole 100-170 mmHg dan diastole 70-100 mmHg
- Memiliki kadar hemoglobin sekitar 12,5-17 g/dl
- Temperatur tubuh berkisar 36,6 – 37,5 derajat Celcius
- Denyut nadi teratur yaitu s
ekitar 50 – 100 kali/menit
- Dalam setahun, maksimal mendonorkan darah sebanyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan 3 bulan
Selain syarat-syarat dasar di atas, ada beberapa hal yang dilarang bagi kita yang ingin mendonorkan darah. Berikut hal-hal yang tidak diperbolehkan bagi pendonor darah : (Halodoc, 2017)
- Pernah menderita Hepatitis B
- Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
- Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah mendapat transfusi
- Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tato/tindik telinga
- Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
- Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah operasi kecil
- Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi kecil
- Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, stetanus dipteria atau profilaksis
- Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles dan tetanus toxin
- Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
- Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang
- Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transplantasi kulit
- Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan
- Sedang menyusui
- Ketergantungan obat
- Alkoholisme akut dan kronis
- Mengidap Sifilis
- Menderita Tuberkulosis secara klinis
- Menderita epilepsi dan sering kejang
- Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk
- Mempunyai kecenderungan perd
arahan atau penyakit darah, misalnya thalasemia
- Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi mendapatkan HIV dan AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks dan pemakai jarum suntik tidak steril)
- Pengidap HIV dan AIDS menurut hasil pemeriksaan saat donor darah
Sedangkan untuk syarat – syarat donor darah apheresis adalah sebagai berikut :
Syarat donor Apheresis :
Tidak jauh berbeda dengan donor darah biasa, orang yang hendak melakukan donor apheresis juga harus memenuhi beberapa kriteria yang diberikan oleh pihak medis. Namun, tetap saja terdapat sedikit perbedaan dengan donor darah biasa. Antara lain:
- Pria harus memiliki berat badan minimal 55 kilogram, sementara wanita minimal 60 kilogram.
- Memiliki kadar Hb 13-17 gram.
- Tekanan darah sistole antara 110 – 150 mmHg dan diastole antara 70 – 90 mmHg. Jika tekanan darahmu 120/80, angka 120 merupakan sistole dan angka 80 merupakan diastole.
- Rentang waktu untuk melakukan donor apheresis yang kedua kali itu minimal 2 minggu setelah donor pertama. Sementara untuk eritraferesis (donor sel darah merah) minimal 8 minggu dan plasmaferesis (donor plasma darah) minimal 1 minggu. (Halodoc, 4 Syarat untuk Lakukan Donor Apheresis, 2018)
Manfaat Donor Darah Untuk Kesehatan
Data WHO menunjukkan bahwa kebutuhan darah di Indonesia per tahun mencapai sekitar 5,1 juta kantong darah, sementara yang terpenuhi hanya sekitar 4,2 juta kantong darah. Angka yang kurang dari target ini mengakibatkan banyak rumah sakit masih sering mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan transfusi darah. Kurangnya ketersediaan darah diperkirakan merupakan akibat dari rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya. Padahal, manfaat donor darah tidak hanya dirasakan oleh penerima donor saja, melainkan juga pendonor.
1. Mengurangi penyakit jantung
Salah satu manfaat donor darah bagi pendonor adalah membuat jantung sehat. Dengan begitu, akan meningkatkan zat besi dalam darah dan juga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.
2. Membakar kalori dan membantu menurunkan berat badan
Manfaat donor darah bagi pendonor yang teratur lainnya adalah membantu membakar kalori dalam tubuh dan menurunkan berat badan. Hal ini karena rata-rata orang dewasa dapat membakar 650 kalori saat memberikan 450 ml darahnya.
3. Menurunkan risiko kanker
Selain membantu membakar kalori, manfaat donor darah bagi pendonor adalah dapat menurunkan risiko terjadinya kanker. Termasuk kanker hati, paru-paru, usus besar, perut, dan kanker tenggorokan. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya zat besi yang berlebih dalam tubuh saat melakukan donor darah. Pasalnya, kadar zat besi dalam darah yang terlalu berlebihan dianggap sebagai salah satu penyebab meningkatnya radikal bebas dalam tubuh yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya kanker dan penuaan.
4. Menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah
Donor darah secara teratur diketahui dapat menurunkan kekentalan darah. Kekentalan darah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Semakin kental darah yang mengalir dalam tubuh, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya gesekan antara darah dan pembuluh darah. Gesekan yang terjadi pada pembuluh darah ini dapat merusak sel-sel dinding pembuluh darah yang selanjutnya dapat meningkatkan risiko terjadinya sumbatan pembuluh darah. Oleh sebab itu manfaat donor darah bagi pendonor bisa membantu menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Sebuah penelitian menunjukkan manfaat donor darah terhadap penyakit jantung. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa orang yang rutin melakukan donor darah memiliki kemungkinan terkena penyakit jantung 88 persen lebih rendah daripada mereka yang tidak melakukan donor darah. Melalui donor darah, kadar zat besi dalam tubuh dapat menjadi lebih stabil dan menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
5. Meningkatkan produksi darah
Manfaat donor darah bagi pendonor yang teratur dapat membantu merangsang produksi sel-sel darah baru. Proses mendonorkan darah ini, akan membantu tubuh tetap sehat dan bekerja lebih efisien.
6. Membuat pikiran lebih stabil
Manfaat donor darah bagi pendonor yang rutin dapat membantu menjaga pikiran tetap stabil. Inilah faktanya. Dengan mendonorkan darah, akan membuat Anda merasa lebih bahagia dan damai. Bahagia karena dapat menolong sesama dan damai dengan tubuh sendiri. Sebuah penelitian dalam bidang psikologi menunjukkan bahwa orang yang mendonorkan darahnya dengan tujuan menolong orang lain memiliki risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang melakukan donor darah untuk kepentingan sendiri atau bahkan tidak mendonorkan darahnya sama sekali.
7. Bagian dari periksa kesehatan
Manfaat donor darah bagi pendonor lainnya adalah dapat digunakan sebagai uji pemeriksaan kesehatan diri sendiri. Ketika darah yang Anda miliki berada di dalam kantong darah dan diperiksa di laboratorium, maka tim medis akan melihat apakah Anda menderita suatu penyakit tertentu atau tidak. Sebab jika Anda negatif dari segala jenis penyakit, maka darah yang Anda miliki dapat disumbangkan untuk mereka yang membutuhkan. Jika tidak, maka Anda akan diberitahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.
8. Menjadi lansia yang sehat
Menjadi lansia yang sehat merupakan manfaat donor darah bagi pendonor lainnya. Banyak orang tua yang memiliki kesehatan cukup baik dan prima di usianya yang telah lanjut tersebut. Ini disebabkan karena mereka senantiasa menyumbangkan darahnya sejak muda sampai mereka tua.
9. Menurunkan kolesterol
Membantu Anda untuk mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh. Sebuah hasil penelitian membuktikan bahwa donor darah dapat mengurangi kekentalan darah sehingga dapat membantu dalam menurunkan kadar LDL. LDL adalah kolesterol yang dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti sumbatan di peredaran darah. Kondisi tersebut biasanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan penyakit lain yang berkaitan dengan pembuluh darah.
10. Manfaat donor darah untuk mempercepat proses pemulihan luka
Ketika Anda mendonorkan darah, akan terjadi penyesuaian tubuh terhadap berkurangnya sel darah merah. Penyesuaian tubuh ini juga dibutuhkan ketika tubuh Anda mengalami luka yang mengakibatkan berkurangnya sel darah merah, sehingga penyembukan luka jadi lebih cepat. (Shidqiyyah, 2018)
Pengolahan Darah
1. Darah dipisahkan berdasar golongannya
Bagi yang sudah pernah mendonorkan darah, mungkin Anda sudah paham benar alur pendonor. Mulai dari pendaftaran, pengisian formulir, cek hemoglobin dan pengambilan darah. Tapi setelah pengambilan darah, tahukah Anda kalau darah yang disumbangkan itu perlu menjalani proses penyaringan kembali sebelum nantinya diberikan pada pasien yang membutuhkan.
2. Pemisahan darah
Setelah kantung darah dipisahkan berdasarkan golongan, semua darah ini masuk laboratorium komponen darah. Di tempat inilah, tiap-tiap darah dipisahkan menjadi trombosit, sel darah merah, plasma, frozen plasma, serta anti hemofili.
3. Pelabelan
Setelah pemisahan darah selesai, semua kantung darah akan dilabeli khusus menggunakan barcode melalui sistem komputerisasi. Dalam proses ini, setiap kantung darah akan mulai dikelompokkan berdasarkan kode yang sudah disepakati.
4. Karantina
Sebelumnya, saat pengambilan darah dari pendonor, selain darah dimasukkan ke kantung darah, sebagian kecil darah dimasukkan ke dalam tabung kecil untuk sampel pemeriksaan penyakit. Kantung darah akan diolah di laboratorium komponen darah. Sedangkan sampel darah akan masuk uji saring terhadap (Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) seperti Hepatitis B (HBs Ag), Hepatitis C (Anti HCV), HIV (Anti HIV) dan sifilis (TPHA). (Syarifah, 2014)
Donor Darah Ketika Pandemi
Meski saat ini seluruh dunia sedang membicarakan COVID-19, masih banyak penyakit lainnya yang juga membutuhkan perawatan dan tidak sedikit dari penyakit-penyakit tersebut membutuhkan transfusi darah. Belum lagi korban kecelakaan atau ibu melahirkan yang mengalami pendarahan.
Selain tidak adanya bukti penularan melalui transfusi darah, darah yang didonorkan pun tidak akan langsung diberikan kepada penerima donor. Darah tersebut akan melalui beberapa proses pemeriksaan, penyaringan, dan pemisahan komponen sehingga aman untuk diberikan kepada orang yang membutuhkan.
Di Korea Selatan, terdapat penelitian terhadap beberapa pasien COVID-19 yang kebetulan mendonorkan darah tidak lama sebelum mereka terdiagnosis. Darah yang didonorkan tersebut diperiksa dan tidak ditemukan virus Corona di dalamnya sehingga tetap bisa diberikan kepada penerima donor.
Meski begitu, penderita COVID-19 dan orang yang dicurigai terinfeksi virus Corona atau mengalami gejalanya, tidak boleh melakukan donor darah, karena virus ini bisa ditemukan di dalam darah walaupun hanya dalam jumlah kecil. Namun, bagi orang yang sehat dan tidak berisiko tinggi terinfeksi virus Corona, tidak ada alasan untuk tidak mendonorkan darah.
Palang Merah Indonesia (PMI) juga telah mengeluarkan protokol agar donor darah tetap aman di tengah merebaknya virus Corona. Menurut protokol tersebut, orang yang akan mendonorkan darahnya perlu melakukan hal-hal berikut:
- Menjalani pengecekan suhu tubuh terlebih dahulu
- Mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir
- Menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter
- Menjalani pengecekan kadar hemoglobin (Hb) dan tekanan darah
- Menerapkan phy
sical distancing selama proses donor darah (Seetiawan, 2020)
Jika suhu tubuh calon donor kurang dari 37,50 C, proses donor darah bisa dilanjutkan. Namun jika suhu tubuhnya 37,50 C ke atas, calon donor akan ditolak. Begitu juga bila saat pemeriksaan dengan dokter ditemukan faktor risiko tertular COVID-19 atau gejala yang mengarah ke penyakit pernapasan.Untuk mencegah penularan virus antara pendonor dan petugas donor darah, pendonor disarankan untuk memakai masker, setidaknya masker kain, walaupun tidak memiliki gejala. Petugas donor darah juga harus mengenakan APD yang lengkap dan tidak boleh bertugas bila merasa tidak enak badan.
- Namun, selama pandemi COVID-19 ini, Anda dianjurkan untuk tidak mendatangi lokasi kegiatan donor darah apabila.
- Mengalami demam, tidak enak badan, atau gejala yang mengarah pada COVID-19, seperti batuk, pilek, dan sulit bernapas.
- Memiliki riwayat kontak dekat dalam 14 hari terakhir dengan orang yang didiagnosis atau diduga terinfeksi virus Corona.
- Terdiagnosis atau diduga terinfeksi virus Corona.
Orang yang sudah sembuh dari COVID-19 boleh mendonorkan darah, tetapi harus menunggu hingga 28 hari setelah dinyatakan sembuh. (Nareza, 2020)
Perbedaan Donor Darah biasa dan Donor Darah Apheresis
Secara garis besar, donor darah maupun donor apheresis merupakan kegiatan yang serupa. Bedanya, donor darah dilakukan dengan mendonorkan seluruh komponen darah tanpa memilahnya. Sedangkan donor apheresis, dilakukan dengan mendonorkan trombositnya saja. Perbedaan lainnya adalah:
- Waktu donor. Saat Kamu melakukan donor darah, entah melalui Palang Merah Indonesia (PMI) atau melalui lembaga lain, rata-rata setiap donor darah dilakukan selama 10-15 menit. Sedangkan donor apheresis dilakukan rata-rata 1,5-2 jam.
- Rentang waktu donor. Biasanya ada rentang waktu sekitar 3 bulan untuk dapat melakukan donor darah kembali. Sedangkan donor apheresis bisa dilakukan kembali 2 minggu kemudian.
- Kualitas donor. Setiap 1 kantong trombosit yang didonorkan ternyata memiliki kualitas serupa dengan 10 kantong donor darah biasa.
- Alat donor. Donor darah pada
umumnya hanya membutuhkan jarum dan alat pendukung lain yang sederhana. Lain halnya dengan donor apheresis, kegiatan ini membutuhkan bantuan alat “berat”. Pasalnya, hanya alat apheresis yang dapat memilah trombosit dari komponen darah lainnya.
- Komponen darah. Donor apheresis biasa disebut sebagai donor trombosit. Dalam pelaksanaannya, donor apheresis memang hanya mengambil trombosit saja. Berbeda dengan donor darah biasa yang mengambil seluruh komponen dalam darah. (Donor Apheresis untuk Sambung Impian Anak Pejuang Kanker, 2017)
DAFTAR PUSTAKA
Donor Apheresis untuk Sambung Impian Anak Pejuang Kanker. (2017, Desember 15). Retrieved from guesehat.com: https://www.guesehat.com/donor-apheresis-untuk-sambung-impian-anak-pejuang-kanker
Bermawi, B. (2019, Juli 22). Hari Donor Darah Sedunia (Bagian 1). Retrieved from St Carolus: http://www.rscarolus.or.id/article/hari-donor-darah-sedunia-bagian-1
CNN, T. (2016, Juni 15). Hari Donor Darah Sedunia: Darah Aman untuk Semua. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190614204529-255-403458/hari-donor-darah-sedunia-darah-aman-untuk-semua
Evi. (2017, Juni). HARI DONOR DARAH SEDUNIA (WORLD BLOOD DONOR DAY). Retrieved from NDC: https://www.ndcministry.org/inspire/12l5/hari-donor-darah-sedunia-world-blood-donor-day
Halodoc, R. (2017, Oktober 16). Ingin Jadi Pendonor Darah? Cek Syaratnya Di sini. Retrieved from halodoc: https://www.halodoc.com/ingin-jadi-pendonor-darah-cek-syaratnya-di-sini
Halodoc, R. (2018, Agustus 27 ). 4 Syarat untuk Lakukan Donor Apheresis. Retrieved from halodoc.com: https://www.halodoc.com/4-syarat-untuk-lakukan-donor-apheresis
Nareza, M. (2020, Mei 27). Amankah Mendonorkan Darah Saat Virus Corona Melanda? Retrieved from alodokter.com: https://www.alodokter.com/amankah-mendonorkan-darah-saat-virus-corona-melanda
Seetiawan, A. Y. (2020, April 13). Cara Aman Donor Darah Saat Pandemi Virus Corona Covid-19 Melanda. Retrieved from Liputan6.com: https://m.liputan6.com/bola/read/4226213/cara-aman-donor-darah-saat-pandemi-virus-corona-covid-19-melanda
Shidqiyyah, S. (2018, November 20). 10 Manfaat Donor Darah Bagi Pendonor yang Jarang Diketahui, Selain Membantu Sesama. Retrieved from Liputan6.com: https://m.liputan6.com/health/read/3695954/10-manfaat-donor-darah-bagi-pendonor-yang-jarang-diketahui-selain-membantu-sesama
Syarifah, F. (2014, Mei 8). Intip Proses Pengolahan Darah di PMI Jakarta. Retrieved from Liputan6.com: https://m.liputan6.com/health/read/2047108/intip-proses-pengolahan-darah-di-pmi-jakarta-1
wikipedia. (2015, September 20). Donor darah. Retrieved from Wikipedia: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Donor_darah