Latar Belakang
La Nina merupakan pola cuaca yang rumit dan kompleks yang terjadi tiap beberapa tahun sekali, sebagai akibat dari variasi suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik yang dekat atau berada di garis khatulistiwa. Fenomena ini terjadi karena hembusan angin yang kuat meniup air hangat permukaan laut dari Amerika Selatan melewati Pasifik menuju wilayah timur Indonesia. Ketika air yang hangat ini bergerak ke arah barat, air dingin dari dasar laut naik ke permukaan laut di wilayah perairan Pasifik yang dekat dengan Amerika Selatan. Oleh karena itu, fenomena ini dianggap sebagai fase dingin dari pola cuaca El Niño–Osilasi Selatan yang lebih besar, dan merupakan kebalikan dari pola cuaca El Nino. Fenomena La Nina sudah terjadi selama ratusan tahun dan biasanya secara teratur, selama awal abad ke-17 dan awal abad ke-19.
Batas yang berbeda untuk menentukan kapan suatu fenomena La Nina terjadi, hal tersebut terjadi karena penyesuaian yang dilakukan oleh masing-masing badan prakiraan cuaca terhadap minat masing-masing. Contohnya begini, Badan Meteorologi Australia memperhatikan pergerakan angin pasat, SOI, model cuaca, dan suhu permukaan laut di wilayah NINO 3 dan 3,4 sebelum menyatakan bahwa fenomena La Nina mulai berlangsung. Akan tetapi, Badan Meteorologi Jepang menyatakan bahwa fenomena La Nina telah berlangsung ketika rata-rata penyimpangan suhu muka laut selama lima bulan untuk wilayah NINO 3 lebih dingin dari 0,5 °C (0,90 °F) selama enam bulan berturut-turut atau lebih. Fenomena La Nina yang terjadi di Samudera Pasifik diprediksi akan mengakibatkan anomali cuaca berupa peningkatan curah hujan yang terjadi di Tanah Air. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG), prakiraan dampak La Nina terjadi pada akhir 2020 hingga awal 2021. Sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim hujan sejak Oktober hingga November 2020.
Penyebab Terjadinya La Nina

Penyebab terjadinya La Nina dikarenakan adanya angin di dekat permukaan di Pasifik tropis biasanya bertiup dari timur ke barat. Karena alasan yang belum sepenuhnya dipahami para ilmuwan, angin yang relatif stabil ini terkadang melemah atau menguat selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan berturut-turut.
Angin yang lemah memungkinkan air permukaan yang hangat menumpuk di Pasifik timur. Kadang-kadang, tetapi tidak selalu, atmosfer merespons pemanasan ini dengan peningkatan gerakan udara dan curah hujan di atas rata-rata di Pasifik timur.
Selama kondisi La Nina, angin pasat timur di dekat khatulistiwa menjadi lebih kuat dari biasanya. Angin yang lebih kuat mendorong air permukaan ke Pasifik barat. Sementara itu, air dingin dari laut yang lebih dalam naik di Pasifik timur. Jika pendinginan terus berlanjut, hal itu dapat menghambat pergerakan udara dan curah hujan yang meningkat di Pasifik timur, yang memulai peristiwa La Nina. Seiring dengan berkembangnya acara, air yang mendingin menyebabkan angin semakin kencang, yang dapat menyebabkan air semakin dingin.
Terjadinya La Nina Di Indonesia

Fenomena La Nina diprediksi akan mencapai puncaknya dalam waktu dekat, dan berlangsung selama 4 bulan. Anomali tersebut terjadi karena adanya penurunan suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah suhu rata-rata sekitarnya. Hal terebut disebabkan karena suhu permukaan laut pada bagian timur dan barat Samudra Pasifik mengalami peningkatan suhu yang lebih tinggi daripada biasanya.
Diantara zona-zona yang diprediksi mengalami La Nina, Indonesia adalah salah satu negara yang akan banyak terdampak. Oleh karenanya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan senantiasa waspada terhadap kemungkinan yang akan terjadi. Terjadinya peralihan musim kemarau ke musim penghujan menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana Anomali La Nina.
Dampak La Nina

BMKG sebelumnya telah merilis informasi yang menyatakan bahwa saat ini tengah terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate). Pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut mendingin -0.5C hingga -1.5C selama 7 dasarian terakhir (70 hari), diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat. Bagi Indonesia, La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah. Dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung pada : musim/bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri.
Selain pengaruh sirkulasi angin monsun dan anomali iklim di Samudera Pasifik, penguatan curah hujan di Indonesia juga turut dipengaruhi oleh penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang MJO (Madden Julian Oscillation) dan Kelvin, atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby. Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia, yang merupakan kluster/kumpulan awan berpotensi hujan.
Fenomena La Nina diprediksi akan mencapai puncaknya dalam waktu dekat, dan berlangsung selama 4 bulan. Anomali tersebut terjadi karena adanya penurunan suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah suhu rata-rata sekitarnya. Hal terebut disebabkan karena suhu permukaan laut pada bagian timur dan barat Samudra Pasifik mengalami peningkatan suhu yang lebih tinggi daripada biasanya. Diantara zona-zona yang diprediksi mengalami La Nina, Indonesia adalah salah satu negara yang akan banyak terdampak.
Oleh karenanya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan senantiasa waspada terhadap kemungkinan yang akan terjadi. Terjadinya peralihan musim kemarau ke musim penghujan menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana Anomali La Nina. Berdasarkan kondisi di atas, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Himbauan Pemerintah Terkait Bencana La Nina

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah sedang mempersiapkan asuransi khusus bagi petani dan petambak yang terdampak bencana alam, terutama antisipasi fenomena La Nina. Saat ini, program asuransi tersebut masih difinalisasi oleh pemerintah. Luhut menjelaskan kajian mengenai program asuransi khusus bagi petani, petambak, dan nelayan sedang dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Namun, ia tidak merinci skema asuransi yang akan dibuat oleh pemerintah.
Luhut belum menjelaskan bagaimana syarat untuk mendapatkan fasilitas asuransi tersebut. Ia juga tidak menyebutkan sistem pembayaran premi yang akan diberlakukan pemerintah. Hal ini, sambung Luhut, merupakan salah satu bentuk antisipasi pemerintah terhadap dampak fenomena La Nina di Indonesia. Fenomena ini diprediksi membuat curah hujan naik 20%-40% di atas normal. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajaran menterinya untuk mengantisipasi dampak dari fenomena cuaca La Nina terhadap produksi pertanian di dalam negeri. Sebab, curah hujan akan meningkat signifikan karena fenomena tersebut.Kepala negara juga meminta ‘anak buahnya’ untuk mengantisipasi dampak dari kenaikan curah hujan akibat fenomena La Nina terhadap sektor perikanan dan perhubungan. Menurut Jokowi, kenaikan curah hujan sebesar 20 persen-40 persen tidak bisa disepelekan.
Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat La Nina bisa mengakibatkan cuaca ekstrem berupa hujan deras yang disertai angin kencang dan petir dalam periode sepekan ke depan. Sebelumnya, BMKG memperingatkan curah hujan tinggi akibat fenomena La Nina pada Desember 2020 hingga Februari 2021. Fenomena La Nina ini juga terjadi bersamaan dengan gelombang MJO (Madden Julian Oscillation). Sehingga BMKG menghimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Daftar Pustaka
Alhaqqy, D. (2020, Oktober 26). https://jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com. Retrieved from Jurnal Presisi: https://jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-15873306/2-daerah-indonesia-diancam-la-nina-bmkg-berikan-himbauan-ini-untuk-masyarakat?page=2
CNN Indonesia. (2020, Oktober 19). https://www.cnnindonesia.com. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201019104340-199-559951/mengenal-dampak-la-nina-penyebab-cuaca-ekstrem-di-indonesia
Illahianty, A. E. (2020, Oktober 14). https://lingkarkediri.pikiran-rakyat.com. Retrieved from Lingkar Kediri: https://lingkarkediri.pikiran-rakyat.com/cek-fakta/pr-67831718/mengenal-lebih-dekat-fenomena-la-nina-dari-sebab-hingga-dampak-bagi-lingkungan
NOAA Climate.gov staff. (2016, Januari 18). https://www.climate.gov. Retrieved from Climate.gov: https://www.climate.gov/news-features/understanding-climate/el-ni%C3%B1o-and-la-ni%C3%B1a-frequently-asked-questions
Offerland.com. (2020, Oktober 26). https://offerlandmarket.com. Retrieved from Offerland.com: https://offerlandmarket.com/54851b6fce?subid1=1732&subid2=26232&subid3=6308&subid4={{GENDER}}&subid5={{AGE}}&utm_source=Advertnative&utm_campaign=1732&utm_term=6308&utm_content=26232&uniqueid=9f5bb9f48edf241ef949bdd8d550b124
Staff PKK. (2017, Januari 18). https://pusatkrisis.kemkes.go.id. Retrieved from Pusat Krisis Kesehatan: https://pusatkrisis.kemkes.go.id/dampak-el-nino-dan-la-nina-pada-cuaca-di-indonesia
Thirafi, H. (2020, Oktober 17). https://www.bmkg.go.id. Retrieved from BMKG: https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=pengaruh-mjo-di-fase-awal-la-nina-waspada-potensi-hujan-lebat-di-wilayah-indonesia-sepekan-mendatang&tag=&lang=ID
Tim Jurnal Garut 01. (2020, Oktober 14). https://jurnalgarut.pikiran-rakyat.com. Retrieved from Jurnal Garut: https://jurnalgarut.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-33831662/bmkg-minta-masyarakat-waspada-terkait-terjadinya-fenomena-la-nina-di-indonesia Yahya, A. N. (2020, Oktober 11). https://amp.kompas.com/. Retrieved from Kompas.com: https://amp.kompas.com/nasional/read/2020/10/11/14552641/apa-itu-fenomena-la-nina-yang-bisa-berdampak-bencana-di-indonesia