Latar Belakang
Hari Osteoporosis Sedunia setiap tahun diperingati pada tanggal 20 Oktober. Peringatan Hari Osteoporosis Sedunia pertama kali diluncurkan pada tahun 1996 oleh United Kingdom’s National Osteoporosis Society dan selanjutnya diselenggarakan oleh International Osteoporosis Foundation. Peringatan Hari Osteoporosis Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang pencegahan, diagnosis, dan pengobatan osteoporosis. (humasfik, 2018) Selama ini Osteoporosis identik dengan orang tua, namun faktanya, pengeroposan tulang bisa menyerang siapa saja termasuk di usia muda. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif. Penelitian terbaru dari International Osteoporosis Foundation (IOF) mengungkapkan bahwa 1 dari 4 perempuan di Indonesia dengan rentang usia 50 – 80 tahun memiliki risiko terkena osteoporosis. Risiko osteoporosis perempuan di Indonesia 4 kali lebih tinggi dibandingkan laki – laki. Biasanya penyakit keropos tulang terjadi pada sebagian besar wanita paska menopause dikarenakan hilangnya hormon esterogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Osteoporosis dapat dijumpai di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang .
Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang dan disertai dengan rusaknya arsitektur tulang yang akan mengakibatkan penurunan kekuatan tulang yang dalam hal ini adalah pengeroposan tulang, sehingga mengandung risiko mudah terjadi patah tulang. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang digolongkan silent disease karena tidak menunjukan gejala–gejala yang spesifik. Gejala dapat berupa nyeri dapat berupa nyeri pada tulang otot, terutama sering terjadi pada punggung. Beberapa gejala umum osteoporosis, mulai dari patah tulang, tulang punggung yang semakin membungkuk, menurunnya tinggi badan, dan nyeri punggung.
Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan tulang. Hal ini menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah patah. Osteoporosis jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang. Osteoporosis sering kali baru terdeteksi ketika penderitanya mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang. Untuk mendiagnosis osteoporosis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan dan gejala, termasuk riwayat kesehatan dan obat-obatan yang dikonsumsi pasien. Jika pasien cedera dan dicurigai mengalami patah tulang, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dahulu untuk mengetahui tingkat keparahan cedera dan patah tulang. Setelah itu, dokter akan melakukan Rontgen atau CT scan untuk melihat dengan jelas kondisi tulang yang patah. Untuk memastikan osteoporosis dan mengetahui risiko pasien mengalami patah tulang, dokter akan melakukan pengukuran kepadatan tulang (bone density testing) menggunakan dual energy X-Ray absorptiometry (DXA).
Penyebab Osteoporosis
Penyebab osteoporosis adalah adanya gangguan metabolisme tulang. Pada keadaan normal, sel–sel tulang, yaitu sel pembangun (osteoblas) dan sel pembongkar (osteoklas) bekerja silih berganti, saling mengisi , seimbang sehingga tulang menjadi utuh. Apabila kerja osteoklas melebihi kerja osteoblas , maka kepadatan tulang menjadi kurang dan akhirnya keropos. Metabolisme tulang dapat terganggu oleh berbagai kondisi, yaitu berkurangnya hormon esterogen, berkurangnya asupan kalsium dan vitamin D, berkurangnya stimulasi mekanik (inaktif) pada tulang, efek samping beberapa jenis obat, minum alkohol, merokok dan sebagainya. Tiga tempat yang rawan osteoporosis diantaranya tulang belakang , panggul, dan pergelangan tangan.
Tulang terdiri dari protein dan kalsium fosfat sebagai mineral pembentuk kekuatan tulang. Salah satu faktor yang mendukung kekuatan tulang adalah sumber makanan dengan kandungan kalsium yang memadai. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteoporosis atau pengeroposan tulang. Berikut beberapa faktor penyebab osteoporosis:
- Kekurangan kalsium
Sekitar 99% kalsium dalam tubuh disimpan dalam tulang dan gigi. Selebihnya, dimanfaatkan oleh tubuh untuk fungsi lainnya. Kalsium dibutuhkan oleh tulang yang melakukan renovasi (remodeling) setiap harinya. Jika tubuh kekurangan kalsium, proses renovasi pun tak berjalan sempurna. Akibatnya, massa tulang yang diharapkan terbentuk menjadi tak sesuai dengan besaran idealnya. Tabungan kalsium ini menjadi penting saat proses degeneratif berlangsung, termasuk untuk menangkal aneka penyakit dan mendukung proses pengobatan yang berpotensi mengambil kalsium dari dalam tubuh. Kalsium sendiri bisa didapat dari makanan atau dari suplemen yang telah diukur berdasarkan kebutuhan tiap usia.
- Kekurangan vitamin D
Vitamin D merupakan satu-satunya vitamin yang dapat diproduksi oleh tubuh dengan bantuan paparan sinar matahari. Cara memenuhi kebutuhan vitamin D yang mudah dan murah meriah adalah dengan berjemur di matahari pada jam tertentu untuk memproses pembentukannya di tubuh secara alami. Sisanya bisa diperoleh dari makanan dan minuman yang kaya vitamin D.
- Rokok
Sejauh ini, institusi dan para peneliti kesehatan mengklaim bahwa rokok adalah sumber aneka macam penyakit yang diderita manusia, meskipun fakta tersebut selalu ditolak oleh para perokok. Salah satu yang menjadi sasaran racun rokok adalah tulang. Kandungan nikotin dalam rokok dapat merapuhkan tulang dan menjadikannya mudah keropos. Dengan kata lain, perokok aktif menanggung risiko besar terkena penyakit osteoporosis.
- Minuman beralkohol
Seperti halnya rokok, fakta bahwa alkohol memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan tulang pun sering diabaikan para penikmatnya. Tubuh sebetulnya memiliki batas toleransi untuk menerima alkohol. Namun, menghindari konsumsi alkohol dianggap sebagai langkah yang lebih baik. Konsumsi alkohol berlebih berpotensi menyebabkan kerapuhan tulang, selain gangguan kesehatan lain seperti penyakit pada liver.
- Minuman berkafein
Fakta ini pun seringkali diragukan. Apalagi, banyak artikel yang memaparkan sejumlah manfaat dari konsumsi kopi, membuat para penikmatnya semakin sulit meninggalkan kebiasaan minum kopi. Sesungguhnya, kebiasaan minum kopi pun bukannya bebas risiko. Sebab, kandungan kafein pada kopi dapat menggerus kalsium dalam tulang dan membuatnya lebih cepat mengalami pengeroposan.
- Kurang olah raga
Olah raga adalah aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur, sistematis, dan dengan target yang jelas. Selain menyehatkan fisik secara umum, olah raga juga penting untuk menjaga kekuatan tulang.
- Usia
Proses alami menuju tua turut menjadikan tulang melemah. Usia 30 menjadi puncak masa pertumbuhan dan pergantian tulang, yang lantas mengalami kemunduran hingga akhir usia. Pada perempuan, proses kemunduran dipercepat oleh hilangnya hormon estrogen pada masa menopause. Konsekuensi dari pertambahan usia memang tak dapat dilawan, namun bisa dicegah dengan melakukan langkah-langkah penguatan tulang, seperti memenuhi asupan kalsium harian serta rajin berolahraga.
Faktor Risiko Terkena Osteoporosis
Ada beberapa hal yang menjadi faktor risiko seseorang bisa terkena osteoporosis adalah sebagai berikut :
- Indeks massa tubuh di bawah ata u sama dengan 19.
- Penderita gangguan makanan seperti anoreksia dan bulimia.
- Merokok dan mengkonsumsi minuman keras secara berlebihan.
- Riwayat orang tua yang pernah mengalami retak tulang pangkal paha atau mengidap osteoporosis.
- Etnis asia atau kaukasia.
- Ukuran tubuh yang lebih kecil menyebabkan berkurangnya kadar massa tulang yang berdampak kepada kepadatan tulang seiring bertambahnya usia.
- Malabsorpsi yaitu ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrisi di dalam makanan, seperti dalam penyakit Celiac dan penyakit Crohn.
- Seorang yang pernah melalui operasi saluran pencernaan yang menyebabkan berkurangnya ukuran perut begitu juga serapan kalsium.
- Obat-obatan yang dikonsumsi, terutama yang berdampak pada kadar hormon seperti pengobatan kanker prostat dan penggunaan obat kortikosteroid.
Tidak berolahraga atau tidak aktif bergerak untuk jangka waktu lama. (Alodokter, 2018)
Cara Mencegah Osteoporosis
Osteoporosis sering kali identik dengan lanjut usia (lansia). Akan tetapi, penyakit pengeroposan tulang ini sebenarnya bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Oleh sebab itu kesehatan tulang bukan hal yang bisa diremehkan. Berbagai upaya pencegahan terhadap penyakit osteoporosis perlu dilakukan sejak dini. Berikut adalah beberapa langkah – langkah pencegahan yang dapat kita lakukan akan terhindar dari Osteoporosis :
- Rutin berolahraga
Pencegahan terhadap osteoporosis bisa dilakukan dengan rutin berolahraga. Semakin aktif Anda bergerak dan berolahraga, kepadatan dan kekuatan tulang akan semakin meningkat. Oleh karena itu, aktivitas fisik selama masa kanak-kanak dan remaja sangat dianjurkan karena menjadi bekal agar tulang tetap kuat di masa depan. Pada usia 30 tahun kepadatan tulang mencapai puncak maksimalnya. Salah satu cara olahraga terbaik untuk mencegah osteoporosis yaitu dengan melalukan latihan beban (weight bearing) dan latihan ketahanan. Jenis olahraga ini bisa dilakukan untuk pencegahan osteoporosis untuk anak hingga dewasa. Latihan beban adalah latihan yang dilakukan dengan membawa beban tubuh melawan gravitasi. Olahraga lari, aerobik, hiking, dan tenis adalah jenis latihan beban yang bisa dilakukan.
- Perbanyak asupan kalsium
Kalsium adalah nutrisi yang baik untuk mempertahankan tulang yang sehat dan kuat. Maka dari itu jangan sampai kekurangan kalsium di dalam tubuh. Kebutuhan kalsium dapat dipenuhi guna mencegah terjadinya osteoporosis dengan mengkonsumsi beberapa makanan yang kaya akan kalsium seperti berikut :
- Berbagai produk olahan susu yang rendah lemak.
- Kacang almond.
- Sayuran hijau.
- Ikan salmon dan sarden kalengan.
- Sereal tinggi kalsium.
- Jus jeruk.
- Produk olahan kedelai, seperti tahu.
- Konsumsi vitamin D
Vitamin D dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium dan juga meningkatkan kesehatan tulang. Salah satu cara memenuhi kebutuhan vitamin D adalah rutin berjemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 10-15 menit lamanya. Selain dari cahaya matahari, anda juga bisa mendapatkan asupan vitamin D untuk mencegah osteoporosis dengan mengonsumsi makanan atau suplemen. Kebutuhan vitamin D harian untuk usia 51-70 tahun adalah 600 international unit (IU). Sementara, setelah memasuki usia 70 tahun ke atas, kebutuhan itu meningkat hingga 800 IU. Makanan yang baik sebagai sumber vitamin D adalah ikan seperti salmon dan tuna. Selain itu, jamur, telur, susu, dan sereal juga dapat membantu Anda meningkatkan asupan vitamin ini.
- Penuhi kebutuhan protein
Sekitar 50% tulang terbuat dari protein. Asupan protein yang rendah dapat mengurangi penyerapan kalsium pada tulang. Akibatnya, proses pembentukan tulang terhambat dan tulang jadi mudah rapuh. Maka itu, jika ingin melakukan pencegahan terhadap osteoporosis, penuhi kebutuhan protein harian anda dengan makan makanan sumber protein yang baik seperti ikan, daging, telur, keju, susu, dan sebagainya. Diet tinggi kalori dan protein juga dapat membantu menurunkan berat badan sekaligus mempertahankan massa tulang Anda.
- Jaga berat badan
Selain dengan makan makanan bergizi dan olahraga, menjaga berat badan juga tak kalah penting untuk menjaga kesehatan tulang. Pasalnya, orang yang berat badannya kurang berisiko osteopenia dan osteoporosis. Berat badan rendah merupakan faktor utama penyebab turunnya kepadatan tulang dan pengeroposan tulang. Biasanya, hal ini terjadi pada wanita yang sudah mengalami menopause sebagai efek penurunan hormon estrogen. Maka dari itu menjaga berat badan agar tetap ideal bisa meningkatkan kesehatan tulang.
- Hindari merokok
Menurut National Osteoporosis Foundation, kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Maka dari itu, lebih baik berhenti dan praktekkan gaya hidup sehat untuk tulang, misalnya mengonsumsi makanan penguat tulang. (Hapsari, 2020 )
Daftar Pustaka
Alodokter. (2018, Oktober 20). Apa saja faktor risiko yang menyebabkan Osteoporosis? Bagian 1. Retrieved from kemkes.go.id: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-gangguan-metabolik/page/2/apa-saja-faktor-risiko-yang-menyebabkan-osteoporosis-bagian-1
Hapsari, A. (2020 , september 28). 6 Langkah Pencegahan Osteoporosis Agar Tulang Tetap Kuat. Retrieved from hellosehat.com: https://hellosehat.com/muskuloskeletal/osteoporosis/pencegahan-osteoporosis/
humasfik. (2018, okt 20). Hari Osteoporosis Sedunia 2016. Retrieved from uiupdate.id: http://uiupdate.ui.ac.id/article/hari-osteoporosis-sedunia-2016 INFODATIN 2015