Sejarah Hari Anak Nasional

Peringatan hari anak di tanah air merupakan gagasan Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Kowani adalah organisasi kaum perempuan Indonesia yang dicetuskan saat Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 Desember 1928, atau beberapa pekan setelah Sumpah Pemuda. Kowani, yang diresmikan tahun 1946, dalam sidangnya pada tahun 1951 memutuskan beberapa kesepakatan. Salah satunya, menurut artikel dalam majalah Rona (1988), adalah mengupayakan penetapan hari kanak-kanak nasional.

Upaya tersebut ditindaklanjuti dengan digelarnya pekan kanak-kanak pada 1952. Dalam kegiatan ini, anak-anak berpawai di Istana Merdeka dan disambut langsung oleh Presiden Soekarno. Dalam sidang Kowani di Bandung yang di helat pada 1953, pekan kanak-kanak Indonesia dirumuskan lebih serius lagi. Kegiatan itu akan rutin dilaksanakan setiap pekan kedua bulan Juli, atau saat liburan kenaikan kelas. Rekomendasi ini disetujui oleh pemerintah. Namun, penetapan itu dinilai tidak memiliki makna dan nilai historisnya karena tidak merujuk kepada tanggal atau momen tertentu. Maka, dalam Sidang Kowani di Jakarta pada 24-28 Juli 1964, muncul berbagai usulan mengenai kapan tepatnya peringatan untuk hari anak-anak di Indonesia. Pada 1959, dikutip dari artikel “Mencari Jejak Hari Anak” tulisan Budi Setiyono dalam Historia.id (22 Juli 2018), pemerintah akhirnya menetapkan tanggal 1-3 Juni untuk memperingati hari anak di Indonesia, bersamaan dengan rangkaian peringatan hari anak internasional pada 1 Juni. Presiden Soekarno seringkali hadir dalam perayaan hari anak ini. Maka, atas usulan Kowani, tanggal 6 Juni ditetapkan sebagai hari kanak-kanak Indonesia. Alasannya, selain bertepatan dengan hari lahir Soekarno (1 Juni 1901), tanggal ini juga berdekatan dengan perayaan hari anak internasional.

Persoalan timbul lagi setelah runtuhnya orde lama dan usainya kekuasaan Soekarno. Orde baru di bawah pimpinan Soeharto berusaha menghapus semua kebijakan yang lekat dengan rezim (bentuk pemerintahan) sebelumnya, termasuk mengenai peringatan hari kanak-kanak Indonesia yang memang bertepatan dengan hari lahir Soekarno.  Dalam prosesnya, tanggal peringatan hari anak di Indonesia sempat beberapa kali mengalami perubahan. Hingga akhirnya, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 44/1984 yang memutuskan bahwa Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli. (Yonada Nancy, 2019)

Sejak hari anak nasional digagas oleh Soeharto pada tahun 1984. Kala itu ia menilai anak-anak merupakan aset kemajuan bangsa sehingga perlu diberi peringatan. Sejak saat itu perayaan anak-anak terus digelar untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang ramah anak. Hari anak nasional berbeda dengan hari anak internasional. Hari anak diperingati pada tanggal yang berbeda-beda disetiap negara. Untuk hari anak internasional ditetapkan setiap tanggal 1 Juni, sedangkan hari anak universal jatuh pada tanggal 20 November. (Mustinda, 2020)

Golden Age

The Golden Ages atau periode keemasan atau sering disebut dengan  dengan Window Of Opportunity merupakan fase pertumbuhan dan perkembangan otak yang paling cepat dan kritis. Masa emas pertumbuhan dan perkembangan otak ini dibagi menjadi dua, yaitu fase dalam kandungan atau sejak mulainya konsepsi sampai kelahiran, dan fase usia 0-3 tahun.

Langkah untuk memaksimalkan golden age :

  1. Rangsangan yang tepat di periode golden age

Stimulus atau rangsangan yang tepat dapat membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, dapat bersosialisasi dengan baik, percaya diri, memiliki keingintahuan yang besar, dapat mengembangkan ide, cepat beradaptasi dengan lingkungannya dan bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru.

  1. Belajar sambil bermain

Bermain adalah aktivitas yang disukai semua anak. Karena dapat membuat suasana hatinya gembira, selain itu otak anak pun akan berada dalam kondisi tenang sehingga ia dapat menyerap banyak hal dengan lebih baik.

  1. Memandu anak di periode golden age

Panduan yang dilakukan secara konsisten akan membantu anak mengerti dan memahami masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Bermain problem solving atau memecahkan masalah dan bernegosiasi seperti dalam permainan menyusun balok, permainan jual beli, rumah-rumahan, congklak dan lain-lain.

  1. Pendidikan parental care

Pendidikan parental care dalam periode golden age memiliki arti bahwa orang tua lah yang berkewajiban mendidik anak mengenai sikap, tingkah laku dan menanamkan kebiasaan baik pada anak. Parental care juga bermakna orangtua adalah satu-satunya panutan anak di dalam dunianya. Oleh karena itu, orangtua harus berhati-hati dalam berperilaku di depan anak golden age.

  1. Pendidikan informal care

Jalinlah komunikasi yang baik dengan pengasuh anak dan katakan padanya untuk mengajak anak melakukan permainan yang bisa merangsang fungsi motorik, kognitif dan emosinya. Sediakan permainan baru setiap beberapa minggu sekali dan ajarkan pada pengasuh anak cara memainkannya.

  1. Pendidikan anak usia dini

Lembaga PAUD yang baik adalah yang memiliki banyak waktu bermain yang cukup. Mereka memiliki jenis permainan yang bisa mengarahkan fungsi motorik, kognitif dan emosi anak.

Tahap yang perlu diperhatikan selama masa golden age : (Koesno, 2019)

  1. Perhatikan perkembangan motorik halus

Motorik halus pada anak meliputi keluwesan jari jemari anak pada saat melakukan aktifitas halus, seperti melatih mengancingkan baju, mewarnai, menulis atau corat-coret di kertas. Motorik halus ini bermanfaat untuk kemampuan menulis anak, kreatifitas dan keterampilan tangan anak.

  • Perhatikan perkembangan motorik kasar

Beberapa yang bisa dilakukan dengan cara melatih keterampilan memanjat, berlari, berenang, melompat, dan kegiatan olahraga lainnya.

  • Perhatikan perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif adalah perkembangan anak mengolah, mengkategorikan maupun mengklasifikasi sesuatu yang terlihat oleh panca inderanya. Perkembangan kognitif ini bertujuan agar anak bisa berfikir logis, berbahasa baik, berperilaku menyenangkan dan mencintai alam.

  • Mengenali gangguan tumbuh kembang anak

Gangguan tumbuh kembang di antaran ya gangguan interaksi sosial, gangguan bicara, gangguan motorik halus misalnya susah memegang gunting, gangguan motorik kasar seperti tidak mampu berlari, dan gangguan kognitif seperti tidak bisa mengenali warna pada usia TK.

  • Mengenali potensi anak

Dukung anak mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Amati 8 potensi anak di bawah ini :

  • Linguistik : pintar berbahasa, menulis dan berkomunikasi.
  • Musical : sangat tertarik dengan musik.
  • Logical : sedang dengan permainan angka dan berhitung.
  • Body kinestetik : senang dengan aktifitas olah raga dan fisik.
  • Visual spasial : berfikir sistematis.
  • Interpersonal : memahami orang lain dan bisa berbagi dengan sekitar.
  • Natural : mencintai alam dan mudah bergaul.
  • Moral : pandai mengatur emosi.
  • Mendukung Potensi Anak

Dukung selalu potensi anak di usia golden age. Misalnya jika anak sangat menyukai dan berminat dengan musik, dukung anak untuk les musik, atau anak terlihat menonjol di bidang linguistik maka dukung anak untuk selalu berani berbicara di depan orang banyak.

Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Faktor utama yang perlu diperhatikan dan dilakukan orang tua adalah stimulasi atau kegiatan merangsang kemampuan dasar anak. Stimulasi pada anak umur 0-6 tahun akan membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah sebagai orang terdekat dengan anak, pengganti    ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa stimulasi yang dapat dilakukan seperti :

  1. Stimulasi kognitif

Dikutip dari laman Early Childhood Australia, stimulasi verbal dapat mempengaruhi kemampuan kognitif anak. Stimulasi ini menunjukkan dampak positif pada anak karena dapat memperbanyak kosa kata serta melatih kemampuan membaca dan menghitung.

  • Stimulasi motorik

Salah satu caranya adalah dengan mendorong anak untuk mau melakukan aktivitas fisik, seperti bermain atau olahraga. Tak hanya kemampuan motorik, ternyata olahraga juga bisa merangsang kemampuan kognitif anak.

  • Eksplorasi sejak dini

Menurut “Effective practice: Play and Exploration”, dengan membiarkan dan mendorong anak untuk bermain dan bereksplorasi, ia akan mulai terlatih dalam beberapa hal, di antaranya:

  • Menentukan dan mengambil keputusan sendiri.
  • Berani mencoba.
  • Berimajinasi.
  • Melatih kemampuan baru.
  • Menjadi lebih percaya diri.
  • Menikmati setiap tantangan baru.
  • Stimulasi nutrisi

Stimulasi nutrisi bisa berarti memberikan atau menyediakan berbagai varian makanan sehat yang kaya akan gizi termasuk vitamin dan mineral untuk si kecil. Sayuran, buah-buah, sumber protein seperti daging dan ikan adalah beberapa contoh sumber nutrisi yang baik untuk anak. Beberapa kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
  • Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
  • Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
  • Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan, dan tidak ada hukuman.
  • Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak.
  • Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman, dan ada di sekitar anak.
  • Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
  • Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
  • Pastikan kebutuhan nutrisi harian anak terpenuhi

Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak saling berhubungan satu sama lain. Untuk itu, sudah merupakan tugas orangtua untuk menyediakan dan mendukung semua hal yang diperlukan oleh si kecil. (Halodoc, 5 Faktor yang Dapat Meningkatkan Retardasi Mental, 2019)

Kendala dalam Menghadapi Tumbuh Kembang Anak

Terdapat dua kendala yang dihadapi orangtua yaitu; internal dan eksternal.

Kendala internal :

  1. Karakteristik

Karakteristik ini dapat menjadi kendala bagi orangtua ketika sedang mengajar  tidak bisa  mengatur  emosional  atau  malas  dalam  mendidik anak  usia  dini.

  • Minat

Minat ini  merupakan  keinginan  anak  dalam  hal  melakukan  sesuatu.

  • Kecakapan

Kecakapan (pengetahuan)  dalam  hal  ini  pen didik  atau  peserta  harus  memahami  terlebih dahulu  mengenai  cara  mendidik  anak,  terutama pada saat ini di masa  pandemi.

  • Pengalaman-pengalaman

Pengalaman-pengalaman  orang tua  yang  dapat  berpengaruh  terhadap cara  mendidik  anak.

  • Sikap

Sikap  ini bisa  berupa  sikap  keras  atau  tegas  dalam mendidik  anaknya.

  • Motivasi

Motivasi  ini  sangat  berpengaruh  agar  anak  memiliki dorongan agar terus belajar.

  1. Konsentrasi

Konsentrasi yang sangat penting dalam mendidik anak. 

  • Kecerdasan

Kecerdasan  orangtua  dalam mendidik akan menghasilkan hasil belajar yang baik.

  • Kesiapan fisik maupun mental

Kesiapan fisik dan mental orangtua dalam mengajar juga dapat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. 

Kendala eksternal :

  1. Pendidik

Pendidik  atau  orangtua.  Guru yang mengintruksikan secara langsung kegiatan belajar mengajar baik dari pemberian tugas dan  lainnya.

  • Lingkungan (waktu  dan  tempat)

Lingkungan  dapat  dilihat  baik tempat belajar dan waktu belajar dapat menghambat proses pembelajaran.

  • Teman sebaya

Teman baik pada proses  pembelajarann  akan  saling  melengkapi  dan  memberi  makna  pembelajaran  yang dilakukan.

  • Masyarakat

Masyarakat menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi  pendidikan anak.

  • Kurikulum

Tentunya  kurikulum  berpengaruh terhadap  prose s  pembelajaran  anak  karena  menjadi  acuan  dalam  proses  pembelajaran.

  • Media

Media dan  alat yang  digunakan sesuai  dengan  perkembangan zaman yang terus berjalan tentunya menurut sebagian orang ini menjadi kendala.

  • Pembiayaan

Banyak sekali  ekonomi  pada  saat  ini  yang  mulai  menurun  sehingga  pembiayaan  pendidikan terdampak karena ekonomi orangtua menurun.

  • Sarana dan prasana

Sarana  dan  prasarana  menjadi  perhatiaan  yang  cukup  serius  karena  merupakan penunjang atau alat menyampaikan tujuan pendidikan. (Mufaziah, 2020)

Faktor Yang Mempengaruhi Keterbelakangan Mental Anak

Retardasi mental atau yang juga dikenal dengan nama gangguan intelektual merupakan gangguan perkembangan otak yang menyebabkan seseorang memiliki kecerdasan atau kemampuan mental di bawah rata-rata. Orang yang mengalami retardasi mental biasanya juga memiliki nilai IQ di bawah rata-rata orang normal dan kemampuan yang buruk untuk melakukan keterampilan sehari-hari. (2013, 2020)

Penyebab retardasi mental masih belum diketahui secara pasti, tapi ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam terjadinya gangguan perkembangan otak ini. Retardasi mental disebabkan oleh gangguan pada otak yang bisa terjadi akibat beberapa faktor berikut :

  1. Cedera, misalnya karena kecelakaan lalu lintas atau saat berolahraga.
  2. Adanya kelainan genetik, seperti down syndrome d an hipotiroidisme.
  3. Mengidap penyakit yang memengaruhi fungsi otak, seperti infeksi pada otak (misalnya meningitis) atau tumor otak. (exploration, 2007)
  4. Gangguan saat kehamilan akibat kekurangan nutrisi, infeksi, konsumsi obat-obatan tertentu, minum minuman beralkohol atau preeklamsia.
  5. Gangguan saat melahirkan, seperti kekurangan oksigen atau kelahiran prematur. (Spoke, 2019) 

Cara Parenting Yang Baik Bagi Pembentukan Karakter Anak

1.       Berusaha menjadi contoh yang baik

Orang tua bisa memulainya dengan menghidupkan suasana rumah yang hangat dan penuh kasih saying. Yakni dengan mengungkapkan rasa sayang secara lisan, melakukan kontak fisik antar anggota keluarga yang menunjukkan rasa kasih sayang seperti pelukan, dan lain sebagainya.

  • Membiarkan anak mencoba

Mulai dari mencoba melakukan sesuatu seperti makan sendiri, menggapai suatu benda, menyusun puzzle, mengerjakan PR, hingga mencoba mengelola emosinya.  Demikian pula saat anak merasa kesulitan mengerjakan suatu hal, biarkan anak mencoba mencari solusi dengan caranya sendiri.

  • Konsisten terapkan peraturan

Pembentukan karakter anak yang disiplin juga dimulai dari konsistensimu menerapkan peraturan di rumah. Misalnya dengan membiasakan anak untuk merapikan mainan ketika selesai bermain, hanya boleh menonton TV setelah mengerjakan PR, dan lain sebagainya.

  • Sisihkan waktu untuk bonding time

Bonding time adalah waktu khusus yang disiapkan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan anak.  Bonding time penting dilakukan khususnya saat anak berusia 6 tahun sampai 15 tahun. Tujuannya yakni untuk meningkatkan kedekatan, serta menjadin komunikasi yang lebih baik antara anak dan orang tua. Sehingga anak lebih terbuka mengenai hal apapun, dan mampu membicarakan hal itu kepada orang tuanya dengan rasa nyaman.

  • Biasakan untuk diskusi dan negosiasi dengan anak

Di proses diskusi dan negosiasi, anak akan terbiasa berkomunikasi dengan baik, serta menjadi pribadi yang terbuka pada kritik, saran, serta menghormati pendapat orang lain.

  • Ajarkan anak tentang konsep mandiri dan bertanggung jawab

Saat mengajarkan anak tentang kemadirian, tekankan bahwa sikap mandiri berguna agar anak mampu bertahan dan melakukan berbagai hal sendiri tanpa merepotkan orang lain. Pengajaran ini tak hanya berfungsi untuk mendidik anak menjadi karakter yang sopan, tetapi juga menghargai orang lain, berani mengakui kesalahan yang diperbuat, dan tidak sungkan mengapresiasi hal baik yang dilakukan orang lain.

  • Selalu berada di sisi anak

Jika anak melakukan kesalahan, katakan bahwa orang tua tentu sangat kecewa, namun bukan berarti orang tua akan membiarkan anak menghadapinya sendirian. Dengan begitu, anak juga menyadari bahwa tindakannya tetap tidak dibenarkan. Carilah solusi penyelesaian masalah dengan diskusi dan komunikasi yang baik. (Khairifah, 2020)

Daftar Pustaka

2013, K. R. (2020, November 12). RISET KESEHATAN DASAR. Retrieved from kemkes.go.id: https://www.kemkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf

7 Cara Mendidik Anak Balita Agar Disiplin dan Patuh Sejak Kecil. (n.d.). Retrieved from https://hellosehat.com: https://www.google.co.id/amp/s/hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/perkembangan-balita/cara-mendidik-anak-balita-agar-disiplin/%3famp=1

exploration, p. a. (2007). The Early Years Foundation Stage Effective practice. Retrieved from www.keap.org.uk: /www.keap.org.uk/documents/eyfs_ep_play_exploration.pdf

Halodoc, R. (2019, Juli 12). 5 Faktor yang Dapat Meningkatkan Retardasi Mental. Retrieved from halodoc.com: https://www.halodoc.com/artikel/5-faktor-yang-dapat-meningkatkan-retardasi-mental

KemenkesRI. (2021, April 1). Retrieved from KemenkesR1.com: https://www.instagram.com/p/CNG4YbpMgz7/?igshid=1ucp00p5akhim

Khairifah, V. (2020, September 3). 8 Cara Parenting Positif yang Baik untuk Pembentukan Karakter Anak. Retrieved from www.cekaja.co: https://www.cekaja.com/info/cara-parenting-positif

Koesno, D. A. (2019, Oktober 24). Mengenal Golden Age pada Anak dan Tahapan yang Perlu Diperhatikan. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/mengenal-golden-age-pada-anak-dan-tahapan-yang-perlu-diperhatikan-ekit

Mufaziah, E. (2020, September). Kendala Orang Tua dalam Mendidik Anak Usia Dini pada Saat Pandemi Covid 19. Retrieved from https://www.researchgate.net/: https://www.researchgate.net/publication/346741816_Kendala_Orang_Tua_dalam_Mendidik_Anak_Usia_Dini_pada_Saat_Pandemi_Covid_19

Mustinda, L. (2020, Juli 22). Sejarah Hari Anak Nasional 2020 yang Diperingati Tanggal 23 Juli. Retrieved from https://news.detik.com/: https://news.detik.com/berita/d-5104245/sejarah-hari-anak-nasional-2020-yang-diperingati-tanggal-23-juli

Spoke, T. (2019, Januari 10). Five ways with stimulation. Retrieved from thespoke.earlychildhoodaustralia.org.au: http://thespoke.earlychildhoodaustralia.org.au/five-ways-stimulating-play/

The, Y. (n.d.). Parents, ini 6 langkah memaksimalkan golden age balita Anda. Retrieved from id.theasianparent.com: https://id.theasianparent.com/5-langkah-memaksimalkan-golden-age-balita-anda/amp

Yonada Nancy, I. N. (2019, Juli 23). Sejarah Hari Anak Nasional & Alasan Diperingati Setiap 23 Juli. Retrieved from https://tirto.id: https://tirto.id/sejarah-hari-anak-nasional-alasan-diperingati-setiap-23-juli-eeSs

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *